kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gerindra: Jangan trauma dengan koalisi gemuk


Rabu, 30 April 2014 / 19:16 WIB
Gerindra: Jangan trauma dengan koalisi gemuk
ILUSTRASI. Jadwal BRI Liga 1 2022/2023 Persik Kediri vs Persib Bandung.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Partai Gerindra meyakini koalisi gemuk yang akan mereka bangun nantinya tidak akan berakhir dengan perpecahan layaknya koalisi yang dibangun oleh Partai Demokrat dalam pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani, partainya mempunyai cara sendiri untuk mengantisipasi tak solidnya koalisi besar yang akan dibangun.

"Kita selalu trauma dengan koalisi gemuk, nantinya takut terulang koalisi seperti pemerintahan SBY. Padahal, itu bisa diantisipasi, karena ada ceritanya kenapa koalisi yang dibangun SBY itu tidak efektif," kata Muzani dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (30/4/2014).

Menurut dia, pembangunan koalisi sangat tergantung dari bagaimana Presiden memimpin. Dia menilai, koalisi gemuk yang dibangun Demokrat gagal karena SBY sebagai presiden tidak menggunakan kewenangannya secara maksimal.

"Presiden tidak menggunakan kewenangan secara penuh sebagai kepala pemerintahan. Padahal, di dalam undang-undang, dia dapat mandat sebagai kepala pemerintah di mana dia yang mempunyai kebijakan dibantu oleh wakil presiden dan menteri," ujarnya.

Menurut Muzani, presiden justru tersandera dengan menteri-menterinya yang berasal dari partai politik rekan koalisi. "Harusnya mau menteri itu profesional atau partai, ya menteri itu pembantu presiden," ujarnya.

Ke depannya, dia menjamin Prabowo Subianto akan menggunakan kewenangannya secara maksimal jika memimpin dalam pemerintahan nanti. Dengan begitu, tak akan ada lagi koalisi yang tidak solid dan terpecah. (Ihsanudin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×