Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Korea Utara meluncurkan misil ke bagian utara Jepang sebelum jatuh ke laut Pasifik, Selasa (29/8) pagi. Namun, kondisi geopolitik tersebut diperkirakan tidak akan mengganggu stabilitas ekonomi di Tanah Air.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, risiko keamanan di semenanjung Korea sudah dikalkulasi dapat berpengaruh ke perekonomian Indonesia. Hal itu terjadi baik melalui jalur perdagangan maupun jalur keuangan.
Namun, "studi kami relatif aman dampaknya (terhadap Indonesia," kata Dody kepada KONTAN, Selasa (29/8).
Meski begitu, Dody mengakui pihaknya akan tetap menjaga stabilitas ekonomi Tanah Air. Utamanya, menjaga agar nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) teta0 stabil.
Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi juga memperkirakan demikian. Menurutnya, dampak geopolitik di Korea Utara akan terbatas dan jangka sangat pendek selama tidak ada eskalasi konflik.
"Bisa ganggu indeks bursa saham, misalnya, karena pengaruh regional. Tapi tidak lama," kata Eric. Jika nantinya benar-benar terjadi perang, baru ada dampak yang signifikan ke perekonomian Indonesia.
Eric juga masih optimistis tidak akan terjadi perang antara Korea Utara dengan AS dan sekutunya. Ia juga mengatakan, meski di atas kertas AS akan menang, tetapi perang bisa menimbulkan korban jiwa yang besar.
"Sebab Korea Urara bisa menjadikan Korea Selatan dan Jepang sebagai sasaran. Ini masuk ke kalkulasi AS,"kata Eric.
Selain itu, bagi pemerintahan Korea Utara, biaya yang dikeluarkan akan sangat besar untuk memulai perang. Jika kalah, otomatis rezim Jong Un akan berakhir. Namun, lanjut Eric, AS tentunya akan membalas jika Korea Utara melakukan penyerangan terlebih dahulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News