kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot produksi padi, Kemendes intensifikasi 509.000 ha lahan transmigrasi tahun ini


Kamis, 14 Mei 2020 / 17:23 WIB
Genjot produksi padi, Kemendes intensifikasi 509.000 ha lahan transmigrasi tahun ini
ILUSTRASI. Sejumlah petani beraktivitas menanam padi pada lahan pertanian di wilayah Sawit, Boyolali, Jawa Tengah


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, Pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) akan melakukan intensifikasi 509.000 hektare (ha) lahan pertanian di kawasan transmigrasi dari 3,2 juta ha lahan transmigrasi yang ada. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produksi padi di Indonesia.

Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar mengatakan, proses intensifikasi tersebut dimulai pada Mei atau Juni tahun ini.

"Intensifikasi 509.000 ha itu kita upayakan musim kering ini sudah mulai, makanya kita berdiskusi dengan Kementan atau Kemenristek dan perguruan tinggi terkait dengan bibit yang tidak butuh banyak air," ujar Abdul dalam konferensi pers virtual, Kamis (14/5).

Baca Juga: Kementerian PUPR targetkan Program Padat Karya Tunai serap 605.898 tenaga kerja

Lahan transmigrasi yang akan diintensifkan tersebut berada di 243 desa yang ada di  Mesuji (Lampung), Telang (Banyuasin), Bangka Belitung,  Rasau Jaya (Kubu Raya), Dadahup (Lamunti (Kapuas), Barito Kuala (Kalimantan Selatan), Maloy (Kutai Timur), Boalemo (Gorontalo), Bungku (Sulawesi Tengah), serta Luwu Timur.

Lokasi tersebut menjadi fokus karena memenuhi sejumlah syarat untuk intensifikasi, yakni ketersediaan lahan dan tenaga kerja, adanya bibit unggul dan pupuk, mekanisasi dan irigasi, Rice Milling Unit, offtaker hingga mitra kerja seperti bank dan lainnya.

Dia memperkirakan, dari total lahan yang diintensifikasi tahun ini, akan bisa diproduksi 5 juta ton padi, sehingga akan ada dihasilkan sekitar 2 juta ton beras per tahun.

"2 juta ton beras setahun itu untuk dua kali musim tanam dan dua kali musim panen, dengan asumsi [produksi] per hektarnya 5 ton-6 ton padi. Kita menargetkan 5 ton-6 ton sudah bagus. Meski ada wilayah yang bisa produksi 9 ton per ha, tetapi kita tidak mau menggunakan hitungan itu karena tidak umum," ujar Abdul.

Dengan perkiraan konsumsi beras per kapita per tahun bisa mencapai 125 kg, Abdul mengatakan beras produksi hasil intensifikasi ini bisa memenuhi konsumsi 16 juta masyarakat per tahun.

Baca Juga: Ada pandemi Covid-19, Kementerian PUPR percepat program padat karya di 900 kecamatan

Abdul mengatakan anggaran intensifikasi ini bisa berasal dari Kemendes PDTT, dimana pagu dana desa ada sekitar Rp 236 miliar dan dari program padat karya intensifikasi padi Rp 94 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×