kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Generasi muda Papua diajak melihat dan optimalkan potensi besar Papua


Selasa, 14 Juli 2020 / 10:27 WIB
Generasi muda Papua diajak melihat dan optimalkan potensi besar Papua
ILUSTRASI. DEPOK, 11/9 - PEKAN RAGAM BUDAYA PAPUA. Sejumlah pelajar SMP YPPK Timika, Papua, membawakan tarian kontemporer Wewo Kaukuru asal suku Komoro saat pembukaan Pekan Budaya Papua bertajuk ?Kamoro Tinggalan Budaya Maramowe? di Perpustakaan Pusat UI, Depok, Jaw


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kampanye isu kolonialisme di tanah Papua yang terus dilakukan para aktivis dan pendukung kemerdekaan West Papua seperti United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang dipimpin Benny Wenda maupun Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang dipimpin Agus Kossay, di dunia internasional diyakini tidak akan memiliki pengaruh signifikan karena hampir seluruh negara di dunia mengakui bahwa Papua bagian integral dari Indonesia.

Ida Bagus Made Bimantara, Direktur Eropa I Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang akrab disapa Sade, menegaskan, bahwa berbagai isu di Papua seutuhnya merupakan urusan dalam negeri, dan semua negara memahami dan menghormati posisi Indonesia.

“Hampir 99,5 pemerintah di dunia mengakui dan menghormati keutuhan Indonesia, menegaskan bahwa Papua bagian Indonesia, hanya satu negara masih mempertanyakan yaitu Vanuatu,” ujar Sade, dalam diskusi “Mengapa Isu Papua Diinternasionalisasi”, Senin (13/7/2020).

Baca Juga: Amankan distribusi BBM di Papua Barat, Pertamina gandeng Kejaksaan

Sade menegaskan, Papua saat ini sudah bebas secara politik, dimana di sana sudah dijalankan Pilkada, Pilpres, diberikan hak otonomi khusus, juga pemerintah pusat terus melakukan kebijakan afirmatif action dengan berupaya sekuat tenaga memenuhi hak dasar, termasuk hak asasi manusia. 

Berbagai akses juga sepenuhnya diberikan seperti menghadirkan BBM dengan harga sama seperti di daerah lain di Indonesia, akses transportasi dan infrastruktur terus dibangun, layanan kesehatan dijalankan.

Sementara, Benny Wenda yang terus mengampanyekan kemerdekaan Papua, sejatinya tidak pernah berkontribusi ke Papua, bahkan sebaliknya meminta donasi untuk terbang ke seluruh dunia, hingga memberi instruksi untuk membunuh pekerja pembangunan infrastruktur di Papua. 

Ia pun memastikan, pemerintah bekerja keras menyelesaikan persoalan yang masih ada, bahkan bertindak tegas kepada tersangka ujaran kebencian terhadap Papua. Bahwa masih ada kendala, tidak bisa dipungkiri namun saat ini kondisi Papua terus semakin baik. Adapun kelompok separatis, justru tidak berkontribusi, dan memecah belah. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×