Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, dampak gelombang pasang di Pantai Anyer, Kabupaten Pandeglang dan Lampung Selatan adalah 1 orang meninggal dan 11 orang luka-luka. Korban luka dirawat di rumah sakit.
Lewat akun Twitternya, Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menegaskan, gelombang tinggi yang terjadi di Pantai Anyer Sabtu (22/12) sekitar pukul 21:15 bukan tsunami.
Dia juga mengatakan, gelombang pasang yang naik ke daratan tersebut menyebabkan sejumlah hotel dan kendaraan rusak.
"Masyarakat diimbau tenang. Tidak terpancing pada isu menyesatkan. Tidak ada tsunami," tulis Sutopo lewat akun @Sutopo_PN.
Data sementara dampak gelombang pasang di Pantai Anyer Kab Pandeglang dan Lampung Selatan adalah 1 orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka. Korban luka dirawat di rumah sakit. Masyarakat dihimbau tenang. Tidak terpancing pada isu menyesatkan. Tidak ada tsunami. pic.twitter.com/0vJPQtMqip — Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 22, 2018
Isu menyesatkan lainnya, menurut dia adalah beredarnya kabar bahwa gelombang pasang disebabkan letusan Gunung Anak Krakatau. Sutopo mengakui, hari ini sejak pagi hingga siang, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda memang meletus kecil.
"Tetapi, letusannya tidak menimbulkan tsunami atau menaikkan gelombang tinggi. Adanya gelombang tinggi di Anyer dan Lampung Selatan bukan disebabkan erupsi Gunung Anak Krakatau," tulisnya.
Gelombang pasang yang terjadi di Pantai Anyer menyebabkan beberapa hotel dan kendaraan rusak pada 22/12/2018 pukul 21.15 WIB. Ini bukan tsunami. Juga bukan disebabkan letusan Gunung Anak Krakatau. Tapi gelombang pasang karena bulan purnama. Masyarakat harap tenang. pic.twitter.com/rLYqZZqYPB— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 22, 2018
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News