kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Gaya hidup yang mendorong pejabat lakukan korupsi


Selasa, 12 November 2013 / 09:58 WIB
Gaya hidup yang mendorong pejabat lakukan korupsi
ILUSTRASI. Harga emas siang ini, Kamis (30/6/2022), produksi Antam dan UBS di Pegadaian./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/01/2022.


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Salah satu faktor seorang pejabat publik melakukan korupsi dikarenakan besarnya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi pejabat tersebut. Pengeluaran akan semakin besar apabila pejabat tersebut memiliki istri lebih dari satu orang.

Hal itu dikatakan politisi Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, ketika dijumpai di Gedung Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta, Senin (11/11). Sutan menambahkan, tak hanya jumlah istri, gaya hidup pejabat disinyalir juga menjadi penyebabnya. "Kebutuhan lebih besar daripada pendapatan, salah satunya banyak istri. Indikatornya demikian," katanya.

Pernyataan Sutan tersebut seolah ingin menyentil rekan sesama politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq. Mantan Presiden PKS itu saat ini tengah menjalani persidangan terkait kasus dugaan korupsi pengaturan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian.

Luthfi dikabarkan memiliki tiga istri. Mereka adalah Sutiana Astika yang dinikahi pada Januari 1984, Lusi Tiarani yang dinikahi pada September 2000, dan Darin Mumtazah yang dinikahi pada Juni 2012.

Meski begitu, Sutan mengaku tak mempersoalkan jika seorang pejabat publik berpoligami. Menurut Sutan, hal itu merupakan hak setiap orang untuk bisa beristri lebih dari satu orang. Namun, ia menyayangkan sikap para pejabat berpoligami yang pada akhirnya harus melakukan korupsi demi memenuhi kebutuhan hidup.

"Tidak dilarang kan punya istri lebih dari satu. Yang tidak boleh itu adalah melebihi porsinya. Gaji bisa untuk satu istri, bikin empat, ya meninggal. Itu lho maksud saya, sehingga berkreasi terus dia untuk mendapatkan uang lebih," tegasnya.

Sementara itu, ketika ditanya apakah Komisi Pemberantasan Korupsi, Polri, dan Kejaksaan Agung perlu memeriksa para pejabat yang berpoligami untuk mencari adanya indikasi korupsi yang mereka lakukan, Sutan mengatakan tak perlu. Pasalnya, menurut Sutan, persoalan poligami hanyalah salah satu indikator yang menyebabkan pejabat melakukan korupsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×