kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Gawat, Bank Dunia khawatirkan dampak pelonggaran kebijakan moneter


Rabu, 10 Juni 2020 / 05:00 WIB
Gawat, Bank Dunia khawatirkan dampak pelonggaran kebijakan moneter


Reporter: Bidara Pink | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - Bank sentral di banyak negara-negara berkembang atau emerging market and developing economies (Emdes) banyak melonggarkan kebijakan moneternya dalam menghadapi tekanan perekonomian akibat Covid-19.

Bahkan, pelonggaran tersebut dilakukan pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti tingkat bunga sangat rendah, hingga pelonggaran berbagai kebijakan moneter untuk memompa likuiditas guna mempertahankan roda perekonomian.

Selain pelonggaran kebijakan moneter, Bank Dunia juga khawatir dengan tindakan bank-bank sentral juga yang ikut turun tangan dalam memborong obligasi pemerintah maupun surat utang sektor swasta untuk menstabilkan yield di tengah tekanan likuiditas. 

Bank Indonesia (BI) juga melakukan hal yang sama. BI telah menurunkan bunga acuan hingga ke level 4,50%. Selain itu, BI juga telah melakukan quantitative easing (QE) untuk menyuntik likuiditas.

BI juga punya kewenangan untuk bisa membeli surat utang negara (SUN) dan surat berharga syariah negara (SBSN) di pasar perdana.

World Bank mengapresiasi langkah-langkah bank sentral negara berkembang tersebut. Namun, World Bank mengingatkan adanya hal-hal yang bisa menghambat efektivitas pelonggaran moneter itu.

World Bank dalam laporan berjudul Global Economic Prospects edisi Juni 2020 menyebut efektivitas kebijakan bisa berkurang kalau masih ada lockdown atau pembatasan di negara-negara. Pelonggaran kebijakan moneter bisa kurang efektif kalau diterapkan di negara dengan banyak sektor informal dan inklusi keuangan yang rendah.

Selain itu World Bank memiliki pandangan bahwa program pembelian aset oleh bank sentral di sebagian besar negara berkembang bisa tak efektif kalau tidak diiringi dengan kebijakan yang kredibel serta komunikasi yang transparan. 

SELANJUTNYA>>>



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×