kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gapuspindo: Indonesia Defisit Daging Sapi Sebanyak 435 Ribu Ton


Kamis, 29 Februari 2024 / 17:20 WIB
Gapuspindo: Indonesia Defisit Daging Sapi Sebanyak 435 Ribu Ton
ILUSTRASI. Kebutuhan daging sapi nasional menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri kerap kali melonjak./Pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/02/204.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kebutuhan daging sapi nasional menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri kerap kali melonjak. Ini merupakan momen bagi para peternak untuk memanen hasil ternaknya. 

Ketua Dewan Gapuspindo (Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia), Didiek Purwanto menyayangkan bahwa supply daging sapi nasional justru tak mampu memenuhi demand masyarakat.

Pada tahun 2024, kata dia, pemerintah telah melakukan analisa bahwa kebutuhan daging nasional sebesar 720.375 Ton. 

Baca Juga: Jelang Ramadan, ASPIDI: Pasokan Daging Sapi Masih Kurang

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Apabila di perhitungkan dari jumlah penduduk Indonesia sebesar 279.965 jiwa. Maka konsumsi daging sapi per kapita per tahun sebesar 2.57 kg.

Kemudian, untuk data populasi sapi hasil sensus BPS tahun 2023 tercatat 11.3 juta ekor dan kerbau sebanyak 470,9 ribu ekor maka kemampuan produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan daging nasional di perkirakan hanya 281.640 Ton atau 39.1% dari total kebutuhan nasional.

Hal ini dikarenakan dari stock sapi dan kerbau yang ada tidak semua bisa siap dipotong atau yang bisa di perhitungkan untuk pemenuhan daging  adalah sapi jantan dewasa serta betina yang sudah tidak produktif sementara sapi anakan (pedet), sapi muda dan betina produtif tidak diijinkan dipotong. 

"Dengan demikian secara nasional akan terjadi defisit 453.000 Ton atau setara dengan 2.5 juta ekor sapi potong," kata Didiek saat dikonfirmasi KONTAN, Kamis (29/2).

Kata dia, kondisi ini dapat disimpulkan bahwa Indonesia dalam kondisi yang kritis untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumsi daging nasional.

Sementara itu, berdasarkan prognosa neraca pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) stok awal tahun 2024 untuk daging sapi dan kerbau sebanyak 130.153 ton dengan produksi dalam negeri sebanyak 422.649 ton dan rencana impor sepanjang 2024 sebanyak 389.024 ton. 

Kemudian jumlah itu dikurangi kebutuhan daging sapi dan kerbau nasional sebesar 720.375 ton, maka diperkirakan stok akhir tahun untuk daging sapi dan kerbau sebesar 221.451 ton. 

"Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka kebijakan pemerintah untuk membuka import sapi bakalan adalah kebijakan yang tepat karena apabila tidak dilakukan maka akan terjadi pengurasan secara besar besaran sapi lokal yang akhirnya akan berdampak semakin sulit kita mencapai swasembada daging," ungkapnya.

Perizinan Importasi Daging

Didiek mengaku mengaku jika saat ini seluruh industri penggemukan sapi potong yang tergabung dalam Gapuspindo telah memperoleh persetujuan impor (PI) melalui Inatrade ke kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 16 Februari 2024. 

Meskipun sempat ada hambatan penerbitan PI dari Kementerian Perdagangan yang idealnya berdasarkan prosedurnya terbit pada bulan Oktober 2023.

PI ini telah diatur melalui Permendag Nomor 25 Tahun 2022 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, yaitu seluruh pelaku usaha ternak sapi potong mengajukan permohonan PI melalui Inatrade ke Kemendag.

Baca Juga: Percepat Impor, Kemendag Terbitkan Persetujuan Impor Sebanyak 146.243 Ton Daging Sapi

Pada Permendag 25/2022 pasal 8 juga diatur jangka waktu paling lama 5 hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima sesuai dengan persyaratan, maka PI wajib diterbitkan oleh Kemendag.

"Saat ini semua anggota sedang memproses importasi agar bisa segera bisa memasukkan sapi untuk mendukung  kebutuhan sapi yang meningkat pada Idul Fitri," ujar dia.

Adapun, beberapa kendala saat ini di antaranya keterbatasan ketersediaan kapal karena kapal banyak dialihkan ke negara lain sebagai dampak keterlambatan penerbitan PI dan curah hujan yang tinggi di Australia.

"Kemudian, berdampak kesulitan mobilitas sapi dari properti tentunya mempengaruhi kecepatan realisasi pemasukan sapi bakalan yang dilakukan anggota Gapuspindo," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×