kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.695   76,00   0,46%
  • IDX 8.125   85,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.130   12,55   1,12%
  • LQ45 811   6,69   0,83%
  • ISSI 282   3,69   1,32%
  • IDX30 425   2,99   0,71%
  • IDXHIDIV20 489   5,53   1,14%
  • IDX80 124   1,36   1,11%
  • IDXV30 133   1,56   1,18%
  • IDXQ30 135   1,11   0,83%

Gandeng Swasta, BRIN Kaji Penyakit Ikan Tilapia untuk Tingkatkan Produksi


Selasa, 13 Agustus 2024 / 23:19 WIB
Gandeng Swasta, BRIN Kaji Penyakit Ikan Tilapia untuk Tingkatkan Produksi
ILUSTRASI. ikan Tilapia adalah salah satu sumber protein yang mengandung vitamin D tinggi untuk mempercepat pemenuhan zat gizi


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat Riset Veteriner - Organisasi Riset Kesehatan - Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRV BRIN) resmi menggandeng Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) dalam rangka mengendalikan penyakit Francisellosis pada budidaya ikan tilapia.

Kepala Pusat Riset Veteriner, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Harimurti Nuradji mengatakan kerja sama ini berfokus pada pengembangan metode deteksi molekuler Francisella noatunensis sub spesialis orientalis untuk pengendalian penyakit Francisellosis pada budidaya ikan tilapia (Oreochromis niloticus L.).

Selain itu, juga dikembangkan metode skrining strain Master seed kandidat vaksin Francisella noatunensis sub spesialis orientalis guna mengendalikan penyakit tersebut. 

Harimurti menjelaskan, kerja sama antar BRIN dan Regal Spring Indonesia mencakup peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan wawasan, serta pemanfaatan sarana dan prasarana bersama antara kedua belah pihak.

"Selain itu, kerja sama ini juga untuk meningkatkan kapasitas kami di PRV-BRIN. Baik itu kapasitas yang terkait pengetahuan, keterampilan, dan juga terkait dengan kapasitas pengembangan infrastruktur, terkait riset dan inovasi dalam bidang kesehatan ikan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (13/8).

Baca Juga: Ekspor Produk Perikanan Indonesia ke Eropa Masih Tersendat, Apa Pemicunya?

Sementara itu, Research & Development Verteriner Regal Springs Indonesia, Drh. Juanda, memastikan bahwa ke depan proses diagnosis dan pengobatan, langkah yang diambil akan memperhatikan standar yang diterapkan oleh Aquaculture Stewardship Council (ASC) dan World Health Organization (WHO). 

“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap langkah yang kami ambil dalam budidaya ikan tilapia mematuhi standar internasional yang ketat untuk memastikan kesehatan ikan dan keberlanjutan lingkungan,” tambah Juanda.

Dengan demikian, kerja sama ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan teknologi kesehatan ikan dan meningkatkan daya saing industri perikanan Indonesia di pasar global.

Untuk diketahui, ikan tilapia merupakan jenis ikan cichlid dari suku tilapiine cichlid, termasuk ikan nila dan mujair. Tilapia umumnya adalah ikan air tawar, hidup di aliran-aliran, danau, sungai dangkal dan hingga banyak yang membudidayakannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×