kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gagal Ginjal Akut Tidak Disebabkan Infeksi Covid-19 Maupun Vaksin Covid -19


Jumat, 21 Oktober 2022 / 23:29 WIB
Gagal Ginjal Akut Tidak Disebabkan Infeksi Covid-19 Maupun Vaksin Covid -19
ILUSTRASI. Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers u


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak membenarkan adanya kabar gagal ginjal akut pada anak disebabkan oleh Covid - 19 maupun karena vaksin Covid -19.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kemenkes menunjukan kasus gagal ginjal akut pada anak tidak ada kaitanya dengan Covid -19 maupun vaksin.

"Setelah kita lakukan penelitian apakah ini berkaitan dengan Covid -19 ternyata hasilnya tidak. Karena anak Balita masih sedikit sekali yang memiliki antibodi Covid - 19 dan bukan karena vaksin karena anak dibawah 5 tahun tidak vaksin" jelas Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers dipantau secara daring, Jum'at (21/10).

Baca Juga: Jumlah Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Sudah Tembus 241 Kasus

Menteri Budi menerangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan gagal ginjal pada anak disebabkan oleh senyawa kimia yaitu yakni ethylene glycol, diethylene glycol, dan ethylene glycol butyl ether.

Menurutnya hal ini juga sudah dikonfirmasi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 5 Oktober lalu.

"Setelah dilakukan double cek, dari 11 anak 7 diantaranya dinyatakan positif memiliki senyawa kimia itu di tubuhnya," papar Menteri Budi.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan per tanggal 21 Oktober 2022 ada penambahan kasus pada Gangguan Ginjal Akut menjadi 241 kasus dari 22 provinsi.

Baca Juga: Menkes Budi Ceritakan Awal Mula Kasus Gangguan Ginjal Akut Ditemukan di Indonesia

Sementara berdasarkan persentase kasus, total sembuh sebanyak 39 kasus, sedang dalam pengobatan 69 kasus dan meninggal dunia 133 kasus.

Kasus terbanyak terjadi pada anak usia 1 -5 tahun dengan total 153 kasus, kemudian usia 6-10 Tahun 37 kasus, <1 tahun 26 kasus, dan 11 - 18 tahun 25 kasus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×