kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Gabung BRICS, Indonesia Perlu Dorong Kerja Sama Green Invesment


Rabu, 08 Januari 2025 / 11:39 WIB
Gabung BRICS, Indonesia Perlu Dorong Kerja Sama Green Invesment
ILUSTRASI. Direktur dan Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adinegara. Celios menilai kepesertaan Indonesia di BRICS sebagai upaya memperkuat hubungan dengan Chinam Brasil dan Afrika Selatan dan negara timur tengah.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia resmi menjadi anggota penuh aliansi Brasil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS).

Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira mengatakan bahwa kepesertaan Indonesia di BRICS bisa dinilai sebagai upaya memperkuat hubungan tidak hanya dengan China tapi dengan Brasil dan Afrika Selatan maupun negara timur tengah. 

"Pemerintah sebaiknya tidak melihat BRICS hanya agenda China saja, tapi ada potensi besar dengan negara Brasil terkait ekonomi restoratif, hingga Afrika Selatan soal pengembangan transisi energi bersih," ujar Bhima dalam keterangan pers, Rabu (8/1).

Baca Juga: Gabung BRICS, Indonesia Bisa Menjadi Jembatan Kepentingan Negara Berkembang

Bhima menambahkan, jika terlalu pro-China maka keanggotaan Indonesia di BRICS sebenarnya sia-sia mereplikasi hubungan ekonomi dengan China yang sudah terlalu dominan.

Disisi lain, aliansi BRICS tidak begitu memberikan keuntungan untuk Indonesia. Karena ekonomi China diproyeksikan akan melambat terutama pasca kembali terpilihnya Donald Trump yang memicu proteksionisme dagang. 

Celios menilai, bergabungnya Indonesia dengan BRICS bisa dikatakan berisiko terutama jika terlalu fokus pada China. 

Untuk menghindari risiko ini, Indonesia perlu memainkan peran dalam mendorong kolaborasi di sektor-sektor strategis. Seperti sektor investasi dan pembangunan infrastruktur yang menyasar kebutuhan negara-negara berkembang, dan mengarahkan investasi kepada proyek yang bisa memperkuat kemandirian ekonomi negara-negara anggota.

Selaras dengan hal tersebut, Indonesia perlu memainkan peran untuk mendorong kerja sama green invesment negara anggota dengan mengembangkan pasar modal yang ramah lingkungan. 

Jika berbicara Global South, sebetulnya urgensi utama yang tidak bisa diabaikan adalah dominasi investasi sektor ekstraktif. 

"Jadi BRICS diharapkan juga menyoroti potensi kerja sama green investment untuk green growth dalam beberapa tahun mendatang," pungkas Bhima.

Baca Juga: Dua Mata Pedang Gabung ke BRICS

Selanjutnya: Rekomendasi Tema Pernikahan Kekinian untuk Anda

Menarik Dibaca: Rekomendasi Tema Pernikahan Kekinian untuk Anda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×