kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fitch: Supaya naik peringkat, Indonesia harus membenahi tiga hal


Selasa, 17 Januari 2012 / 15:40 WIB
Fitch: Supaya naik peringkat, Indonesia harus membenahi tiga hal
ILUSTRASI. Masih aktif di bulan Februari 2021, ini promo code Pokemon GO yang bisa digunakan


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Edy Can


JAKARTA. Peringkat utang Indonesia masih akan bertahan di level investment grade hingga 2013 mendatang. Bahkan, Fitch Rating memperkirakan peringkat utang Indonesia berpeluang naik asalkan ada pembenahan pda tiga hal penting.

Pertama, Fitch mengatakan Indonesia harus membenahi kondisi infrastruktur supaya meningkatkan iklim investasi.
President Director Country Head Indonesia Fitch Rating Baradita Katoppo menilai, banyak kondisi infrastruktur yang tidak mendukung kondisi fiskal Indonesia yang cenderung membaik.

Kedua, Fitch mencatat soal pendapatan per kapita masyarakat yang masih rendah. Catatan saja, Fitch menghitung pendapatan per kapita Indonesia sebesar US$ 3.900 jauh dari standar sebesar US$ 9.300.

Ketiga, Fitch mengatakan soal tax ratio atau penerimaan perpajakan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang juga masih rendah. “Jadi ada tiga hal utama itu yang menjadi analisa kami untuk menaikkan utang,” ujar Baradita, Selasa (17/1).

Director Asia Pasific Sovereigns Fitch Rating Philip McNicholas menambahkan, pemerintah Indonesia harus mengoptimalkan belanja pemerintah. Dia berharap belanja tersebut tidak hanya sekedar perencanaan saja.

Catatan saja, pada 15 Desember 2011 lalu, Fitch telah menaikkan peringkat utang Indonesia ke level investment grade. Kenaikan peringkat ini berdasarkan kondisi perekonomian Indonesia. Philip meramalkan, kenaikan peringkat ini akan meningkatkan nilai investasi langsung ke Indonesia.

Di sisi lain, Baradita mengatakan dampak kenaikan peringkat utang Indonesia ke investment grade sudah mulai terasa dampaknya melalui penerbitan global bond RI0142 dengan tenor 30 tahun. Menurutnya, yield yang ditawarkan melalui global bond tersebut juga sudah sangat menarik. “Paling tidak dari kacamata Fitch melihat preview resiko Indonesia saat ini dianggap semakin membaik,” ujarnya.

Namun, Baradita menjelaskan, beban subsidi energi yang terlalu besar telah membebani postur APBN. Menurutnya, hal ini akan menjadi penilaian negatif karena akan meningkatkan resiko kredit.

Meski demikian di ASEAN, dia menganggap peringkat utang Indonesia masih terlihat yang paling baik dibandingkan Filipina dan Thailand. “Jadi masih banyak peluang capital inflow akan masuk terus ke Indonesia,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×