kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah waspadai dampak penurunan peringkat utang negara Eropa


Senin, 16 Januari 2012 / 21:24 WIB
Pemerintah waspadai dampak penurunan peringkat utang negara Eropa
ILUSTRASI. Aktivitas alat berat di area penambangan emas Tujuh Bukit milik PT Bumi Suksesindo (BSI) di Banyuwangi Jawa Timur, Kamis (5/12). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/12/2019.


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pemerintah bersikap hati-hati dengan adanya penurunan rating kredit beberapa negara Eropa yang dilakukan lembaga pemeringkat utang Standard & Poors. Pasalnya, penurunan kredit rating beberapa negara di Eropa ini mengisyaratkan memburuknya ekonomi dunia.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pemangkasan rating surat utang itu akan berdampak kepada negara-negara di luar Eropa termasuk Indonesia. Menurutnya, investor global akan menahan rencana investasinya, atau mengubah strategi investasinya jika kondisi perekonomian global memburuk.

Agus memperkirakan, investor kemungkinan akan berpindah ke tenor surat utang yang lebih pendek dan meminta imbal hasil yang lebih tinggi atas surat utang yang dibelinya. "Ini dilakukan karena investor merasa risiko akan bertambah. Jadi kami mesti mewaspadai," ujarnya, Senin (16/1).

Namun, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto menilai, penurunan peringkat utang beberapa negara Eropa telah diantisipasi oleh investor. Dia menganggap, imbasnya ke pasar surat utang negara (SUN) pemerintah tidak terlalu signifikan.

Ia mencontohkan, di pasar SUN pada akhir pekan lalu terjadi nett buy asing sekitar Rp 2 triliun dan terjadi penguatan harga di beberapa seri SUN yang menjadi benchmark (acuan). Jadi, "Semakin buruk kondisi krisis di Eropa itu justru akan semakin banyak (investor) asing masuk ke kita," kata Rahmat.

Meski dalam beberapa hari terakhir pasar saham mengalami fluktuasi, Rahmat menilai pasar SUN di Indonesia masih lebih kuat karena risikonya jauh lebih rendah ketimbang saham. Sala satu buktinya, dia mengatakan, yield global bond seri RI142 yang pekan lalu baru saja diterbitkan pemerintah sudah turun sekitar 5 basis poin dari posisi awal penerbitan.

Rahmat menilai, penurunan imbal hasil ini karena terjadi pemburukan kondisi global. Menurutnya, jika kondisi ekonomi global memburuk, maka investor membeli US treasury sehingga harga US tresury naik dan yieldnya turun. Nah, "Kalau yield 9US treasury turun, maka yield seperti Indonesia bond yang valas juga turun karena benchmarknya US tresury," katanya.

Rahmat juga menekankan, penurunan rating kredit beberapa negara Eropa tidak akan mengubah jadwal penarikan utang pemerintah. "Kami tidak akan mengubah jadwal (penarikan utang)," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×