Reporter: Bidara Pink, Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu per satu lembaga internasional mulai memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023. Setelah Asian Development Bank (ADB) dan Dana Moneter Internasional (IMF), giliran lembaga pemeringkat Fitch melakukan hal serupa.
Dalam laporan terbaru, Fitch Rating memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan, dari sebelumnya 5,8% secara tahunan (yoy) menjadi 4,8%.
Proyeksi tersebut berdasarkan pada pelemahan sejumlah indikator ekonomi. Antara lain melemahnya permintaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Faktor lainnya adalah lonjakan inflasi yang membuat Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan.
Berikutnya adalah durian runtuh lonjakan harga komoditas yang diprediksi tak akan berlanjut di tahun depan. Kabar baiknya, Fitch melihat tetap ada sektor yang menopang pertumbuhan ekonomi 2023.
Baca Juga: Harga Saham Berguguran, Ini Pilihan Saham Untuk Dibeli Akhir 2022
Yaitu, potensi kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara dan konsumsi masyarakat jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Lebih lanjut, Fitch memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menguat pada 2024. Dengan ditopang kinerja investasi yang makin moncer, ekonomi 2024 diproyeksi tumbuh 5,6%.
Bank Dunia juga melihat ada potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023. Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 hanya 4,8%, melandai dari perkiraan pertumbuhan 2022 yang sebesar 5,2%.
Dalam dokumenĀ Indonesia Economic Prospect, Kamis (15/12), ada beberapa faktor yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mulai dari pelemahan permintaan global, pengetatan kebijakan moneter global, hingga kenaikan suku bunga acuan global.
Baca Juga: Bagaimana Nasib Pasar Properti 2023? Simak Penjelasannya
Untung, Indonesia masih punya lokomotif ekonomi dari konsumsi sektor swasta dan pemulihan investasi swasta. Harga komoditas yang mulai pulih juga ikut menopang ekonomi 2024.
Kendati bermunculan proyeksi suram terhadap kinerja ekonomi tahun depan, pemerintah masih optimistis dengan target pertumbuhan ekonomi yang dalam UU APBN 2023 ditetapkan sebesar 5,3%.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, optimisme itu didasarkan pada kinerja ekspor yang diprediksi masih moncer di tahun depan. Hal ini didorong oleh pelonggaran mobilitas di China.
Maklum, ekspor China berkontribusi 22% dari total ekspor. "Ekspor ke China bisa naik meski ke Eropa turun," ujarnya ke KONTAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News