kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fasilitas Kawasan Berikat dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) terpusat di Jawa


Selasa, 19 Februari 2019 / 12:12 WIB
Fasilitas Kawasan Berikat dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) terpusat di Jawa


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah memberikan berbagai insentif di bidang kepabeanan dan pajak,seperti fasilitas Kawasan Berikat (KB) dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) kepada pengusaha berorientasi ekspor.

Meski begitu, survei Dampak Ekonomi Fasilitas Kawasan Berikat dan KITE sepanjang 2017 yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan University Network for Indonesia Export Development (UNIED) menunjukkan fasilitas KB dan KITE masih terkonsentasi di wilayah Jawa atau 90.35% dari total perusahaan yang disurvei. Dari jumlah tersebut 43,90% berada di Jawa Barat.

Dari 1.606 perusahaan yang disurvei, terdapat 705 perusahaan di Jawa barat yang menikmati fasilitas KB dan KITE, 253 perusahaan di Jawa Tengah, 197 perusahaan di Banten, 181 Perusahaan di Jawa Timur, 88 Perusahaan di DKI Jakarta, 27 Perusahaan di DI Yogyakarta. Sementara, selain di pulau Jawa, terdapat 50 perusahaan yang berada di Sumatera Utara, 26 perusahaan di Riau, 12 perusahaan di Lampung, dan 18 perusahaan di Bali.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun menyayangkan fasilitas KB dan KITE yang masih terkonsentrasi di Jawa, khususnya Jawa Barat. Menurutnya, hal ini tidak menunjukkan kekuatan ekonomi Indonesia yang sebenarnya.

Menurut Sri Mulyani, seharusnya fasilitas ini dikembangkan ke wilayah lain selain Jawa yang punya potensi untuk memasarkan barangnya ke negara lain. Misalnya, Pulau Sumatera yang dari sisi lokasi memiliki kedekatan dengan Malaysia, Singapura dan Thailand.

"Untuk pemerataan ekonomi, seharusnya mengembangkannya di Dumatera karena kedekatannya dengan Malaysia, Singapura dan Thailand itu seharusnya menjadi salah satu tempat yang kompetitif, karena bahan bakunya di sana populasi sukup tinggi," terang Sri Mulyani.

Tak hanya Sumatera, Sri Mulyani pun mengatakan wilayah lain harus didorong untuk memanfaatkan fasilitas ini. Meski begitu, dia pun menambahkan desain ekspor dari masing-masing wilayah harus disesuaikan dengan potensi yang dimiliki.

"Untuk Kalimantan dan Papua memang jumlah populasinya sedikit jadi memang desain dari ekspornya akan sangat berbeda dengan Jawa, Sumatera, dan Sulawesi," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×