kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Faisal Basri: Insentif Banyak kok Investasi Kian Melambat


Rabu, 09 Agustus 2023 / 06:02 WIB
Faisal Basri: Insentif Banyak kok Investasi Kian Melambat
ILUSTRASI. Ekonom Senior Faisal Basri mengaku bingung dengan melambatnya kinerja investasi Indonesia.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Senior Faisal Basri menyoroti pertumbuhan investasi yang makin melambat. Ia bingung dengan fenomena yang terjadi di Indonesia, khususnya dari sisi kinerja investasi Indonesia.

Faisal menilai, kinerja investasi Indonesia terus melambat meskipun pemerintah saat ini gencar menarik investasi dengan memberikan berbagai insentif fiskal pada investor.

"Di Indonesia sekarang ada kemenko investasi, ada menteri investasi, ada satgas percepatan investasi, ada segala macam insentif yang diberikan dari tax holiday sampai segala macam. Kenyataannya pertumbuhan investasi turun terus. Itu saya bingung," ujar Faisal dalam acara Seminar Nasional KTT Indef, Selasa (8/8).

Berdasarkan paparannya, perlambatan investasi tersebut terlihat dari kinerja pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mengalami tren perlambatan. Misalnya pada tahun 2022, PMTB hanya tumbuh 3,9%.

Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penopang Utama Ekonomi Indonesia di Kuartal II-2023

Ini berbeda jauh dengan tahun 2018 yang bisa tumbuh 6,6%, dan bahkan pada tahun 2012 pertumbuhannya bisa mencapai 9,1%.

Faisal Basri sempat bergurau bahwa dirinya telah berziarah ke makam Adam Smith di Edinburgh, Skotlandia untuk mengetahui alasan investasi Indonesia melambat meski pemerintah semakin gencar dalam menarik investasi.

"Dia (Adam Smith) juga tidak mengerti. Itulah konsekuensi, kata Adam Smith, baca Wealth of Nations tapi tidak baca Theory of Moral Sentiments, gitu kata Adam Smith bisik-bisik ke saya," gurau Faisal.

"Jadi Adam Smith saja bingung melihat Indonesia antara apa yang terjadi, antara apa kata data, dengan kata pejabat-pejabat itu," imbuhnya.

Baca Juga: Ekonomi Kuartal II Tumbuh 5,17%, Kemenkeu: Di Atas Ekspektasi Pasar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×