Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali menyampaikan harapan pemerintah agar Bank Indonesia menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga ini dinilainya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan target pemerintah.
"Mungkin malah harus diturunkan bunga kita agar lebih cepat pertumbuhannya untuk mencapai sekitar enam persen itu," ujar Kalla di Jakarta, Rabu (28/1).
Kendati demikian, menurut dia, BI belum perlu mengubah kebijakan moneter yang fundamental menyusul keputusan bank sentral Eropa (ECB) yang menyuntikkan stimulus. Perekonomian yang stagnan di zona euro dan ancaman deflasi membuat ECB menyuntikkan stimulus tersebut.
Langkah serupa pernah diambil bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) tujuh tahun lalu. Menurut Kalla, kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara-negara Eropa.
"Euro zone itukan Anda tahu semua banyak kesulitannya, banyak masalahnya. Di Yunani, Jerman, di mana pun akibat embargo ke Rusia dan sebagainya sehingga ekonomi Eropa lebih stagnan dewasa ini dari pada dulu karena itu dia, mengubah kebijakannya," sambung Kalla.
Kebijakan ECB ini dinilai menambah keragaman kebijakan moneter global. Gubernur ECB Mario Draghi sebelumnya mengumumkan bahwa ECB akan membeli surat berharga, termasuk terbitan swasta, hingga 60 miliar euro per bulan. Program pembelian ini akan berlangsung hingga September 2016.
Pada saat yang sama, ECB mempertahankan tingkat suku bunga yang mencapai rekor terendahnya sebesar 0,05 persen. Pelonggaran dilakukan ECB. Sebaliknya, The Fed justru akan mengetatkan likuiditasnya dan menurunkan suku bunga. Bank sentral Denmark, Turki, India, Peru, dan Kanada sudah memangkas suku bunganya pekan lalu. (Icha Rastika)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News