Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian terkait perekonomian global belum akan usai di tahun 2024.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio N. Kacaribu mengatakan, salah satu ketidakpastian yang ada adalah era suku bunga tinggi yang belum akan berakhir.
Era suku bunga tinggi ini menimbulkan risiko berupa tingginya cost of fund (biaya pembiayaan) sehingga APBN 2024 masih akan terus bekerja keras.
Meski demikian, kata Febrio, pemerintah optimistis dalam menghadapi tantangan tersebut.
Mengingat, "Penerbitan SBN cukup kredibel, dan kami terbatas dalam menerbitkan SBN. Kami menurunkan target issuance sehingga diharapkan harga SBN naik dan bunganya turun," terang Febrio saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Selasa (5/9).
Baca Juga: Ada Perubahan Asumsi Dasar ICP dan Lifting Minyak untuk RAPBN 2024
Febrio juga menjelaskan, saat ini perbedaan suku bunga SBN Indonesia dengan surat utang pemerintah AS 10 tahun hanya sekitar 220 bps.
Ia menyebut, selisih ini merupakan yang paling rendah sepanjang sejarah. Ini bisa menjadi modal bagi anggaran Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian tersebut.
"Ini adalah cerminan, bahwa kepercayaan pasar masih tinggi akan kredibilitas tata kelola ekonomi dan fiskal. Ini jadi modal," imbuh Febrio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News