kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Empat pesan dari tantangan ekonomi tahun 2013


Rabu, 02 April 2014 / 16:34 WIB
Empat pesan dari tantangan ekonomi tahun 2013
ILUSTRASI. Layanan digital bank syariah makin gencar


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tekanan ekonomi domestik maupun global yang terjadi pada 2013 lalu, menjadi pengalaman dalam menghadapi tantangan di tahun ini. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memaparkan, perekonomian Indonesia telah banyak melewati banyak tantangan.

Di antaranya, eskalasi pelemahan nilai tukar rupiah maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selain itu, realisasi ekonomi global yang melemah, tren penurunan harga komoditas, defisit neraca transaksi berjalan yang tidak dapat dihindari serta inflasi tinggi akibat penurunan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang berakibat pada kenaikan harga dan juga tingginya harga pangan, merupakan sejumlah permasalahan ekonomi domestik yang harus dihadapi Indonesia tahun lalu.

Kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve yang melakukan pengurangan stimulus moneter alias tapering off turut menjadi tantangan ekonomi Indonesia di tahun 2013. Menurut Agus, dari sejumlah tekanan yang terjadi pada tahun 2013 lalu banyak pelajaran yang dapat diambil guna menentukan arah kebijakan dan keberlangsungan ekonomi Indonesia tahun ini.

Setidaknya ada empat pelajaran yang dapat dipetik dari tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia tahun lalu. "Ada empat pelajaran penting yang mengemuka yang bisa diambil dari tantangan ekonomi tahun 2013 agar ditahun 2014 ini perekonomian bisa lebih baik lagi dalam menggenjotnya dan untuk kesinambungan ekonomi ke depan. Tujuannya agar kesalahan-kesalahan yang terjadi pada tahun lalu tidak terulang kembali tahun ini," kata Agus di Gedung BI, Jakarta, Rabu (2/4).

Pertama, terkait dengan pentingnya disiplin dalam menjaga ekonomi makro di Indonesia, baik fiskal maupun moneter. Hal tersebut agar arah perekonomian Indonesia lebih berkelanjutan.

"Saya rasa kebijakan yang kuat tahun 2013 itu telah memberikan jangka dari ekspektasi inflasi dan transaksi berjalan ke arah yang lebih sehat," ujar Agus.

Sedangkan pelajaran kedua yang dapat diambil dari tantangan kondisi ekonomi 2013 lalu, adalah Indonesia saat ini harus membuat strategi integrasi dan kebijakan dalam merespon tantangan yang semakin kompleks seperti tantangan ketika The Fed melakukan pengurangan stimulus quantitative easing jilid-III akan berakhir pada akhir tahun 2014 mendatang.

"Oleh karena itu, untuk menghadapi hal tersebut tidak bisa lagi hanya dengan satu instrumen, melainkan juga harus didukung instrumen lain seperti moneter dan fiskal harus saling mengisi satu sama lain," jelasnya.

Pelajaran ketiga yang dapat diambil dalam menghadapi tantangan ekonomi Indonesia pada 2014 adalah pentingnya ketahanan sistem keuangan dalam menopang terkendalinya tekanan ekonomi. "Kebijakan telah dikeluarkan dan hasilnya terlihat pada kuartal IV-2013 defisit transaksi berjalan terlihat lebih stabil, karena pada kuartal II-2013 defisit transaksi berjalan bisa menembus angka 4,4%," ucapnya.

Lebih lanjut Agus menyebutkan, pelajaran terakhir yang dapat diambil yaitu terkait aplikasi kebijakan dalam reformasi struktural yang utamanya pada kapabilitas industri. "Dengan catatan peningkatan kapabilitas tersebut, tanpa mengakibatkan defisit transaksi berjalan dan inflasi ke depan yaitu bagaimana ekonomi tumbuh tapi tidak memburuk transaksi berjalannya atau inflasinya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×