Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA) menunjukkan tren positif sepanjang 2025.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, mengungkapkan pada Januari—Juli 2025, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 3,43 miliar, dengan nilai ekspor Indonesia ke UEA sebesar US$ 2,10 miliar dan impor Indonesia dari UEA sebesar US$ 1,32 miliar.
Sementara itu, pada 2024, total perdagangan Indonesia dengan UEA mencatatkan nilai US$ 2,78 miliar. Ekspor Indonesia ke UEA tercatat sebesar US$ 1,70 miliar dan impor Indonesia dari UEA sebesar US$ 1,07 miliar. Indonesia surplus US$ 627,4 juta.
“Pasar UEA yang besar sangatlah menjanjikan karena didorong oleh populasi multikultural, permintaan konsumen muda akan inovasi produk dan rasa, tren gaya hidup sehat, pesatnya pertumbuhan sektor pariwisata, serta keberadaan ritel luring dan daring,” ujar Fajarini dalam keterangannya, Selasa (23/9/2025).
Baca Juga: IEU-CEPA Diteken, Perdagangan RI-Uni Eropa Diproyeksi Tembus US$ 60 Miliar
Komoditas utama yang menopang ekspor Indonesia ke UEA antara lain perhiasan dan bagiannya, minyak kelapa sawit dan fraksinya, mobil dan kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang, kain tenun dari benang filamen sintetik, serta produk kertas dan karton.
Sedangkan impor Indonesia dari UEA didominasi minyak petroleum, gas, emas, aluminium tidak ditempa, dan belerang.
Terbaru, produk makanan ringan Indonesia berhasil mencatatkan capaian penting di pasar UEA.
Pada partisipasi perdananya di pameran Internationale Süßwarenmesse Middle East (ISM Middle East) 2025 di Dubai, 15–17 September 2025, Indonesia meraih potensi transaksi senilai US$ 2,13 juta atau sekitar Rp 35,3 miliar.
Kepala Trade Promotion
Center (ITPC) Dubai, Widy Haryono, mengatakan pasar UEA semakin menjanjikan karena semenjak berlakunya Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE CEPA) per 1 September 2023.
Baca Juga: IEU-CEPA Diteken, Industri Minyak Sawit, Tekstil Hingga Alas Kaki Bakal Terungkit
“Sejak berlakukanya perjanjian tersebut, tarif masuk produk makanan ringan Indonesia ke UEA menjadi nol persen,” kata Widy.
Widy menambahkan, status Indonesia sebagai negara mayoritas muslim yang telah diakui kredibilitas sertifikasi halalnya di berbagai negara turut menjadi kunci utama penunjang keberhasilan ekspor produk makanan ringan Indonesia.
Selanjutnya: Kota di Jepang Ini Batasi Pemakaian Gawai Warganya, Maksimal Dua Jam per Hari
Menarik Dibaca: Mantle Bertahan di Jajaran Kripto Top Gainers, Story (IP) Terdepak ke Top Losers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News