Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia berpotensi mencatat surplus pada November 2023. Namun, surplus neraca perdagangan akan menyusut dari bulan sebelumnya.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan, surplus neraca perdagangan pada November 2023 akan sebesar US$ 2,5 miliar hingga US$ 2,7 miliar.
Ini lebih kecil bila dibandingkan dengan surplus pada bulan Oktober 2023 yang sebesar US$ 3,48 miliar.
Riefky mengungkapkan, penurunan surplus neraca perdagangan pada bulan November 2023 disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor.
Baca Juga: Tetap Waspada, Defisit Neraca Jasa Berpotensi Melebar Tahun Ini
“Penurunan ekspor akibat menurunnya harga komoditas dan permintaan global,” tutur Riefky kepada Kontan.co.id, Rabu (13/12).
Harga komoditas yang turun, salah satunya, adalah harga minyak sawit mentah atau crude palm oii (CPO).
Di sisi lain, Riefky melihat potensi peningkatan impor pada bulan November 2023. Didorong oleh peningkatan impor bahan baku produksi.
Senada dengan Riefky, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan surplus neraca perdagangan pada November 2023 sebesar US$ 2,60 miliar.
Penurunan surplus neraca perdagangan tersebut diwarnai dengan penurunan ekspor di tengah peningkatan kinerja ekspor.
Adapun ekspor pada bulan November 2023 diyakini akan turun 2,6% secara bulanan dan turun 10,3% bila dibandingkan dengan November 2022.
Sedangkan nilai impor diyakini akan tumbuh 1,7% dari bulan sebelumnya dan tumbuh 0,2% dari November 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News