kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekspor melambat, Ekonom: Pertumbuhan ekonomi 2018 di kisaran 5,1%-5,17%


Kamis, 31 Januari 2019 / 20:32 WIB
Ekspor melambat, Ekonom: Pertumbuhan ekonomi 2018 di kisaran 5,1%-5,17%


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Riset Core Piter Abdullah memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 berada di kisaran level 5,10%-5,17%.

"Faktor yang menghambat ekonomi kita untuk tumbuh lebih tinggi adalah investasi dan ekspor yang pertumbuhannya melambat," jelas Piter saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (31/1).

Perlambatan ekonomi global memang berpengaruh terhadap investasi dan ekspor. Namun, jelas Piter, konsumsi rumah tangga lebih menentukan.

"Kita masih bisa tumbuh lebih tinggi apabila pemerintah bisa memacu pertumbuhan konsumsi rumah tangga," jelasnya.

Di sisi lain, konsumsi rumah tangga juga tertahan di kisaran 5%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun 2018 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Tahun 2017 pertumbuhan konsumsi rumah tangga sekitar 4,9%. Sedangkan tahun 2018 Piter memperkirakan di kisaran 5,1%-5,2%. "Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tidak bisa dipacu lebih tinggi," ujarnya.

Piter menambahkan dengan kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) lebih dari 50%, tertahannya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kisaran 5,1%-5,2% akan menyebabkan pertumbuhan PDB juga tertahan di kisaran 5,1%-5,2%.

Sedangkan ekonom Indef Bhima Yudhistira memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 sebesar 5,15%.

Faktor pendorongnya antara lain kenaikan belanja pemerintah terkait anggaran persiapan pemilu, naiknya dana bantuan sosial, serta belanja infrastruktur.

"Konsumsi masih bisa tumbuh tapi lambat di 5%," jelas Bhima.

Sementara penghambat pertumbuhan berasal dari komponen investasi dan net ekspor akibat perang dagang, fluktuasi kurs rupiah dan naiknya harga minyak mentah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×