Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Dalam laporan terbarunya edisi Juni 2015, World Bank atawa Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi negara berkembang turun menjadi 4,4%. Indonesia sendiri diproyeksikan hanya tumbuh 4,7% dari sebelumnya 5,2% tahun ini.
Salah satu penyebab perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia, hanya bisa tumbuh rendah tahun ini karena harga komoditas ekspor yang rendah. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui hal tersebut.
Untuk menyikapi ekspor yang lemah, pemerintah akan fokus pada sumber perekonomian domestik yaitu investasi dan konsumsi rumah tangga. Kedua komponen tersebut menjadi komponen yang masih bisa diharapkan untuk mendongkrak ekonomi.
Untuk menjaga konsumsi yang paling penting adalah menjaga inflasi. "Ini yang harus kita lakukan menyikapi perlambatan global ini," ujarnya, Kamis (11/6). Setidaknya pemerintah akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini lebih baik dari tahun lalu 5,01%.
Adapun perekonomian Indonesia pada triwulan I 2015 tercatat tumbuh 4,71%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tiga bulan pertama tahun ini 5,01%. Pada tahun lalu laju konsumsi rumah tangga mencapai 5,35%. Bahkan pada 2012 dan 2013 pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan pertama mencatat angka 5,55% dan 5,52%.
Dari sisi laju investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB). Triwulan I 2014 laju investasi tumbuh 4,66%. Sementara triwulan I 2015 tumbuh sedikit melambat ke level 4,36%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News