kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bank Dunia turunkan proyeksi negara berkembang


Kamis, 11 Juni 2015 / 15:36 WIB
Bank Dunia turunkan proyeksi negara berkembang
ILUSTRASI. Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel di rumah-rumah, saat konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 26 Oktober 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi yang melambat tidak hanya terjadi pada kelompok negara maju, namun juga pada kelompok negara berkembang. World Bank atawa Bank Dunia melihat pertumbuhan ekonomi negara berkembang hanya tumbuh 4,4% tahun ini.

Berdasarkan laporan Global Economic Prospects (GEP) terbaru edisi Juni 2015 yang keluar pada hari ini (11/6), negara berkembang diproyeksi tumbuh 4,4%. Proyeksi ini lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada edisi GDP Januari 2015 yang melihat ekonomi negara berkembang tumbuh 4,8%.

Menurut world Bank, negara berkembang menghadapi sejumlah tantangan berat pada tahun ini, yang utamanya datang dari kenaikan suku bunga Amerika. Kondisi ini belum ditambah dengan era baru harga minyak dan komoditas yang lebih rendah.

"Semenjak krisis keuangan, negara berkembang adalah mesin pertumbuhan dunia. Tetapi sekarang mereka menghadapi kondisi ekonomi yang lebih sulit," ujar Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis (11/6).

Dengan adanya kenaikan suku bunga Amerika maka pinjaman akan semakin mahal bagi negara berekmbang. Celakanya, kondisi ini akan terus berlanjut mengingat pemulihan ekonomi Amerika terus berlangsung dan suku bunga di negara besar lainnya tetap rendah.

Alhasil arus modal ke negara berkembang akan berkurang. Permasalahan ini akan berdampak buruk pada negara berkembang yang lebih rentan dan dapat melemahkan prospek pertumbuhan. Maka dari tiu, bagi negara yang mengandalkan komoditas dan mengalami ketidakpastian kebijakan, perlambatan arus modal tersebut akan memperberat tantangan perekonomian negara berkembang tahun ini.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×