kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor ke China lesu, Indonesia harapkan investasi


Selasa, 03 Maret 2015 / 17:40 WIB
Ekspor ke China lesu, Indonesia harapkan investasi
ILUSTRASI. Britain's Prince Harry, Duke of Sussex, Meghan, Duchess of Sussex attend the 2022 Robert F. Kennedy Human Rights Ripple of Hope Award Gala in New York City, U.S., December 6, 2022. REUTERS/Andrew Kelly


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Mesti Sinaga

JAKARTA. Sinyal buruk terus berpendar dari perekonomian global. Terbaru, People Banks of China (PBoC) atau Bank Sentral China memangkas suku bunga acuannya untuk bisa mendongkrak ekonomi. Pemangkasan ini merupakan tanda China yang belum bisa beranjak dari perlambatan ekonomi.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan, dampak yang akan langsung kita rasakan ketika ekonomi China melambat adalah pada kinerja ekspor Indonesia. Ekspor kita akan terkena pukulan ganda, sebab bukan hanya permintaan dari China yang turun, pada saat yang sama harga komoditas ekspor kita  ke negeri Tembok Besar tersebut juga melemah.

Bambang mengakui, pemangkasan suku bunga China, juga menjadi salah satu penyebab rupiah mengalami tekanan.

Meskipun  begitu, tutur Bambang, ada potensi lain yang bisa diharapkan dari China, yaitu investasi. "Mereka (China) mengarahkan investasi ke luar dan itu peluang yang harus kita tangkap," ujarnya, Selasa (3/3).

China saat ini memfokuskan diri pada investasi  di sektor infrastruktur. Indonesia bisa menangkap kesempatan tersebut untuk menggaet China masuk menanamkan modalnya.

Indonesia memang sedang menggenjot investasi dan infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7%  tahun ini.

China sempat mengalami pertumbuhan maksimal 10,41% pada tahun 2010. Di tahun yang sama, ekonomi Indonesia tumbuh 6,1%.

Namun setelah mengalami puncak di 2010, tahun 2011 ekonomi China turun ke 9,3%. Tahun 2012, pertumbuhan ekonomi China kembali turun menjadi 7,65%. Di tahun 2013 ekonomi China tumbuh sebesar 7,7%. Data terakhir menunjukkan, perekonomian China tumbuh 7,4%  di tahun 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×