Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. People's Bank of China (PBoC) atau Bank Sentral China melakukan pemangkasan suku bunganya untuk kedua kalinya dalam kurun waktu kurang dari empat bulan. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi lesunya ekonomi Negeri Panda tersebut.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, China memang harus merespon proyeksi dari analis yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi China bakal lebih lemah dari yang diperkirakan. Indonesia sebagai mitra dagang China harus mewaspadai halĀ ini.
"Ini sejalan dengan pasar futures yang melihat delapan komoditi utama andalan ekspor Indonesia akan tertekan di 2015 secara rata-rata 11%," ujar Agus, Senin (2/3). Ekspor Indonesia yang tertekan ini sebagai salah satu dampak ekonomi China yang tertekan.
Sekedar gambaran, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor non migas Indonesia ke Amerika pada Januari 2015 sebesar US$ 1,25 miliar dengan pangsa pasar 11,17%, diikuti oleh Jepang sebesar US$ 1,15 miliar dengan pangsa pasar 10,27%, dan China sebesar US$ 1,08 miliar dengan pangsa pasar 9,66%. Bila dibanding dengan Januari tahun lalu, China menjadi tujuan terbesar ekspor dengan nominal US$ 1,82 miliar, lalu Amerika dengan US$ 1,29 miliar, dan Jepang dengan US$ 1,19 miliar.
Tidak seperti biasanya, Amerika menjadi tujuan ekspor non migas terbesar bagi Indonesia pada bulan Januari 2015. Bulan-bulan sebelumnya, selalu China yang menjadi pangsa pasar ekspor terbesar tanah air. Ini menjadi salah satu pertanda ekonomi China mengalami pelemahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News