Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor dan impor atau neraca perdagangan pada Februari lalu surplus sebesar US$ 1,32 miliar.
Nilai ekspor Februari tercatat sebesar US$ 12,57 miliar dan nilai impornya US$ 11,26 miliar. Nilai ekspor pada bulan lalu dipengaruhi oleh kenaikan harga perhiasan dan permata.
Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo, ada yang menarik dari ekspor Februari ini. Selain harga perhiasan dan permata, yang menarik menurut dia adalah ekspor kelapa sawit.
Dia menjelaskan, ekspor kelapa sawit ke India pada Februari 2017 mengalami penurunan karena turunnya demand. Tetapi ke negara lain malah mengalami kenaikan. Salah satunya adalah ekspor sawit ke Pakistan.
“Ini indikasi dari perkembangan perdagangan di Indian Ocean. Itu dinamikanya mulai kelihatan yang saya lihat di bulan Februari,” kata dia di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (15/3).
Berdasarkan negara tujuan ekspor nonmigas, China menduduki posisi pertama dengan nilai ekspor Indonesia US$ 1,36 miliar. Posisi kedua adalah Amerika Serikat (AS) dengan nilai US$ 1,36 miliar, dan ketiga ditempati India dengan nilai US$ 1,02 miliar.
Nah, kali ini India menggeser posisi Jepang yang sebelumnya berada pada posisi di tiga besar negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia.
"Posisi ketiga sudah diduduki India per Januari kemarin. Ke depan kita berharap ada pasar-pasar baru untuk ekspor nonmigas," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News