Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini hanya tumbuh 5,2%. Sejumlah wilayah yang bergantung pada harga komoditas mengalami penurunan ekonomi yang tajam.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan pertumbuhan 5,2% tahun ini yang diprediksi pemerintah memang sangat rendah di daerah-daerah yang menghasilkan komoditas. Misalnya Kalimantan yang mana bergantung pada batu bara.
Harga batu bara yang rendah mengakibatkan pertumbuhan di wilayah Kalimantan turun tajam, sama halnya dengan Sumatera. Berbeda dengan Sumatera dan Kalimantan, Suahasil bilang, Jawa masih mempunyai peluang untuk tumbuh baik.
Wilayah Jawa bergantung pada industri manufaktur sehingga Jawa masih bisa tumbuh 5%-5,2%. Jawa memberikan kontribusi ekonomi Indonesia sekitar 57%-58%. "Ke depan secara regional pertumbuhan ekonomi kita akan ditopang oleh Jawa yang manufaktur dan jasa," ujarnya dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (2/7).
Maka dari itu, pemerintah mempunyai pekerjaan rumah yang besar untuk melancarkan transportasi serta konektivitas di sektor manufaktur. "Kami sudah buat tax allowance yang lebih kuat dan pembangunan infrastruktur akan kita genjot," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News