Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti memandang perekonomian Indonesia masih akan mengalami kondisi sulit pada tahun 2014 ini. Ia pun menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di bawah 5,8 persen lantaran dampak kebijakan pengetatan ekonomi masih terasa.
"Tahun ini mungkin bisa lebih di bawah itu, sedikit di bawah 5,8 persen. Kenapa? Karena pertama, kebijakan kebijakan ketat masih kita rasakan. Jadi kenaikan BI rate kan efeknya 3 sampai 6 bulan. Jadi di semester 1 masih berat," kata Destry di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis (6/2/2014).
Di samping itu, pemilihan umum yang akan dilaksanakan tahun ini masih berdampak pada belum kembali normalnya minat investasi. Para investor masih melihat siapa kandidat yang akan keluar sebagai pemenang dalam pemilu presiden. Hal ini menyebabkan merangkaknya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih butuh waktu.
"Ketiga, ada undang-undang mineral yang baru itu kan mau tidak mau akan memberikan efek jangka pendek terhadap neraca perdagangan kita dan akhirnya akan berpengaruh juga ke sisi external account kita," ujar dia.
Destry menjelaskan, kondisi ekonomi Indonesia dipengaruhi kondisi eksternal yang berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Mestinya kita tidak bisa berharap faktor ekonomi rebound di 2014. Kita harap setelah pemilu baru mulai peak up, menjelang akhir 2014 memasuki 2015," papar Destry. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News