Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
Ketiga, tren nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menguat seiring dengan sentimen positif di pasar keuangan sebagai respons hasil pengembangan vaksin yang memberikan harapan positif.
Mengutip data di pasar spot kurs rupiah menguat tipis 0,04% yakni sebesar Rp 14.151 per dolar AS pada 22 Desember 2020. Posisi mata uang Garuda saat ini sudah mulai pulih jika dibandingkan dengan posisi pada Maret lalu yang sempat berada di level Rp 16.000 per dolar AS.
Sementara itu, per akhir November 2020, cadangan devisa Indonesia berada pada level yang stabil dan cukup tinggi, yakni sebesar US$ 133,6 miliar.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,9 bulan impor atau 9,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Posisi cadangan devisa tersebut diyakini akan mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan ke depan,” ujar Menkeu.
Baca Juga: Bankir ramal kredit bakal lebih ekspansif di 2021
Keempat, pemulihan kinerja sektor pariwisata nasional merupakan sektor yang paling terdampak dengan adanya pandemi Covid-19.Sektor pariwisata dan sektor terkait seperti restoran, hotel, dan trasnportasi pendukung masih mengalami penurunan di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Kunjungan wisatawan manca negara (wisman) ke Indonesia hingga Oktober 2020 masih mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia Oktober 2020 mengalami penurunan drastis sebesar 88,25% dibanding jumlah kunjungan pada Oktober 2019.
Namun jika dibandingkan dengan bulan September 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia meningkat sebesar 4,57%. Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia secara kumulatif hingga Oktober 2020 mencapai 3,72 juta kunjungan atau turun 72,35% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 13,45 juta kunjungan.
Kondisi penurunan kunjungan wisman ini secara langsung berdampak pada sektor perhotelan. Data sektor perhotelan pada Oktober 2020 menunjukkan bahwa Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang mencapai rata-rata 37,48% atau turun 19,29 poin dibandingkan dengan TPK Oktober 2019 yang tercatat sebesar 56,77%. Jika dibandingkan dengan TPK September 2020, TPK Oktober 2020 juga mengalami penurunan sebesar 5,36 poin.
“Hal ini menggambarkan adanya perbaikan aktivitas ekonomi di sektor perhotelan meskipun masih terbatas,” kata Menkeu.
Selanjutnya: Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi -2% sampai 0,6%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News