Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Pertama, memanfaatkan tren penurunan suku bunga di tingkat global yang diiringi dengan banjir likuiditas di pasar keuangan global untuk mendorong kemajuan UMKM di Indonesia.
“Hasil simulasi yang kami lakukan jika kita mampu mendorong 10% dari pelaku UMKM untuk naik kelas mikro menjadi kecil, kecil menjadi menengah, dst) maka ekonomi kita dapat tumbuh 7,3% per tahun” ujar arif.
Baca Juga: Tips sukses dari Miliarder Ray Dalio pendiri hedge fund terbesar di dunia
Kedua, dengan menerapkan Regional growth strategy dimana potensi daerah betul-betul dipetakan dan dikembangkan. Dalam waktu relatif singkat pertumbuhan ekonomi dapat terakselerasi sekaligus mengurangi ketimpangan ekonomi antar wilayah.
Salah satu indikator apakah arah ekonomi kita sudah mengarah terhadap strategi yang disebutkan, yakni melihat besarnya proporsi kredit terhadap sektor-sektor tersebut.
Sekadar contoh, komposisi pelaku usaha di Indonesia saat ini 99,99% merupakan pelaku UMKM dengan kontribusinya terhadap PDB sebesar 60%. Tetapi jika kita lihat distribusi pembiayaan perbankan hanya 20% saja yang disalurkan terhadap UMKM.
Baca Juga: Mantan Dirut PLN Sofyan Basir divonis bebas, begini komentar Istana
Sehingga dengan peningkatan akses dan penyaluran pembiayaan perbankan kepada UMKM maka daya dorongnya terhadap pertumbuhan akan sangat besar.
Demikian pula jika ketidaksesuaian penyaluran pembiayaan perbankan terhadap kebutuhan pembangunan didaerah dapat diperbaiki, efeknya terhadap ekonomi akan signifikan.
Pemerintahan baru harus memberikan harapan baru sehingga memberikan optimisme kepada pasar, karena pasar mengharapkan “gebrakan” baru dari tim ekonomi Indonesia Maju.
Baca Juga: Menkumham Yasonna Laoly mengaku tak berwenang terkait Perppu KPK
“Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat ini harus dijawab dengan kerja Tim Ekonomi kabinet baru yang harus lebih cepat” tutup Arif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News