kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.325   -69,45   -0,94%
  • KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%
  • LQ45 866   -9,18   -1,05%
  • ISSI 225   -1,80   -0,79%
  • IDX30 443   -4,72   -1,05%
  • IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%
  • IDX80 126   -1,29   -1,01%
  • IDXV30 131   -0,17   -0,13%
  • IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

Ekonomi Indonesia Masih Boros dan Tak Efisien, Tim Prabowo Sarankan Hal Ini


Minggu, 15 Desember 2024 / 15:36 WIB
Ekonomi Indonesia Masih Boros dan Tak Efisien, Tim Prabowo Sarankan Hal Ini
ILUSTRASI. Penurunan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) sebagai salah satu strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menilai pentingnya penurunan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) sebagai salah satu strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Menurut Anggota Dewan Pakar TKN, Budi Mulya, ICOR yang lebih rendah menunjukkan efisiensi yang lebih tinggi dalam penggunaan modal untuk menghasilkan output ekonomi.

"ICOR yang rendah menunjukkan efisiensi yang lebih tinggi dalam penggunaan modal, dalam menghasilkan output ekonomi," ujar Budi dalam acara Seminar KAFEGAMA: Menuju Pertumbuhan Menuju Indonesia Maju, Sabtu (14/12).

Ia mengatakan, penurunan ICOR sangat penting karena menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia semakin efisien dalam memanfaatkan modal yang ada untuk mendorong pertumbuhan. Untuk itu, fokus pada barang modal yang lebih produktif menjadi kunci.

Baca Juga: Hitungan Tim Prabowo, Butuh 48.000 Dapur untuk Dukung Program Makan Bergizi

Budi menyebut, untuk menurunkan ICOR dan meningkatkan efisiensi ekonomi diperlukan beberapa langkah strategis.

Pertama, refocusing alokasi modal. Menurutnya, alokasi modal perlu diarahkan ke sektor-sektor dengan efek pengganda (multiplier effect) yang tinggi terhadap perekonomian, seperti infrastruktur, manufaktur, dan teknologi.

Kedua, reformasi birokrasi. Budi menilai, perbaikan tata kelola pemerintahan melalui reformasi birokrasi sangat diperlukan. 

Langkah ini tidak hanya mempercepat proses administrasi, tetapi juga mendukung implementasi kebijakan investasi yang lebih baik, terutama sebagai kelanjutan dari Omnibus Law.

"Reformasi birokrasi sangat penting untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan dan mempercepat proses perizinan, mendukung penciptaan iklim investasi yang baik, terutama sebagai tindak lanjut dari Omnibus Law," katanya.

Ketiga, pengembangan teknologi dan inovasi. Menurut Budi, pengadopsian teknologi modern dan dorongan terhadap inovasi menjadi prioritas untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas ekonomi. 

Selanjutnya: Meta AI WhatsApp Bisa Dimatikan? Ketahui Cara Alternatif yang Dilakukan Pengguna

Menarik Dibaca: Cara Tikus Berkembang Biak Bisa Hasilkan 56 Anak Dalam Satu Tahun!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×