Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKRATA. Tahun depan, Indonesia akan menggelar pemilihan umum (pemilu). Ada pelaksanaan pemilu ini yang membuat Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 akan stagnan, bila dibandingkan dengan tahun 2023.
Dalam Asian Development Outlook yang terbit pekan lalu, lembaga tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berada di kisaran 5,0% yoy. Atau sama dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 yang juga sebesar 5,0% yoy.
Dalam peluncuran laporan tersebut, Senior Country Economic ADB Henry Ma menyebutkan, salah satu yang menyebabkan hal ini adalah adanya tahun politik yang kemudian akan menghambat kinerja investasi.
Memang bila melihat pola musiman, biasanya menjelang pemilihan umum (pemilu) atau sebelum ada kepastian politik, para pelaku usaha cenderung mengerem ekspansi.
Henry melihat, pertumbuhan investasi yang akan tersendat adalah investasi bangunan. "Kalau investasi mungkin akan lemah, dan khususnya investasi di bangunan akan lemah selama setahun ke depan. Berkaitan dengan kondisi politik," kata dia.
Baca Juga: Bank Dunia Kerek Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2023
Namun, Henry menegaskan ini bukan berarti kinerja investasi akan berhenti. Setelah ada kepastian politik, ia melihat peluang ekspansi bisnis menjadi opsi yang baik.
Hanya, ia mewanti-wanti, perhelatan pemilu harusnya bisa dilaksanakan secara lancar.
"Bila pemilu dan serah terima jabatan pimpinan negara berjalan lancar, ini yang akan memacu investasi dunia usaha," tambah Henry.
Kabar baiknya, Henry yakin konsumsi rumah tangga akan tetap solid. Seiring dengan mobilitas yang telah dibuka dan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam menjaga daya beli.
Ini juga yang bisa menjadi bekal bagi para pelaku bisnis untuk melakukan ekspansi pada tahun depan dan turut mendorong roda perekonomian.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga pernah menyebutkan, tahun politik memang akan berdampak pada kinerja investasi.
Terlebih, pesta demokrasi tahun depan ini diselenggarakan setelah Indonesia dan dunia mendapat hantaman dari pandemi Covid-19.
Sehingga inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia, yaitu dengan membentuk iklim investasi yang baik sehingga nantinya kinerja investasi tak turun tajam sebelum Pemilu.
"Memang tantangannya adalah, bagaimana membuat investasi tetap bisa tumbuh dan tidak turun tajam seperti pola yang kita temui di tahun Pemilu sebelumnya," kata Andry.
Baca Juga: Begini Ramalan Lembaga Internasional Terkait Prospek Ekonomi RI pada Tahun Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News