Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memantau kondisi sistem keuangan khususnya perbankan tetap terjaga dengan baik. Meskipun pertumbuhan ekonomi global yang melambat disertai dengan tekanan inflasi yang tinggi dan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Gunerbur BI Perry Warjiyo menyatakan ketahanan perbankan tetap terjaga baik dari sisi permodalan maupun likuiditas. Ini tercermin dari permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap tinggi sebesar 25,12% per Agustus 2022.
"Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) bruto 2,88% dan NPL Neto 0,79% pada Agustus 2022," ujar Perry secara virtual pada Kamis (20/10).
Lanjutnya, likuiditas perbankan pada September 2022 tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,77% secara tahunan. Perry mengakui pertumbuhan DPK ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Agustus 2022 sebesar 7,77%.
Baca Juga: Terus Meningkat, BI Sebut Kredit Perbankan Naik 11% pada September 2022
"Perlambatan DPK dikontribusikan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat, belanja modal korporasi, dan preferensi penempatan dana pada aset keuangan lain yang terindikasi dari nilai kepemilikan surat berharga negara (SBN)," paparnya.
Hasil simulasi Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga. Namun, potensi dampak dari sejumlah faktor risiko, baik dari sisi kondisi makroekonomi domestik maupun gejolak eksternal, tetap perlu diwaspadai.
Sedangkan fungsi intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan dan mendukung pemulihan ekonomi. Pertumbuhan kredit pada September 2022 tercatat sebesar 11,00% secara tahunan, ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan seluruh sektor ekonomi.
"Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 19,0% pada September 2022. Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM tercatat sebesar 17,13% pada September 2022, terutama didukung oleh segmen mikro," pungkas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News