kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Ekonomi global melambat, Apindo perkirakan target investasi 2019 belum akan tercapai


Rabu, 30 Januari 2019 / 18:34 WIB
Ekonomi global melambat, Apindo perkirakan target investasi 2019 belum akan tercapai


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan investasi tahun ini baik dari penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri akan sebesar Rp 792,3 triliun pada tahun ini. Target ini tumbuh 9,84% dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 721,3 triliun. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani berpendapat, target investasi tahun ini belum akan tercapai. "Kemungkinan tidak tercapainya cukup besar, mungkin realisasinya sekitar 80% - 90%," ujar Hariyadi kepada Kontan.co.id, Rabu (30/1).

Hariyadi mengatakan, tak tercapainya investasi itu merupakan pengaruh dari kondisi ekonomi dunia yang diprediksi akan melambat dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, melambatnya ekonomi dunia akan berdampak pula pada kinerja investasi.

Untuk itu, Hariyadi pun menyarankan supaya pemerintah menjaga investor yang sudah masuk ke Indonesia, sehingga investasi yang sudah ada tak pergi lagi. "Jangan sampai mereka tidak puas, Kalau mereka tidak puas kan mereka juga yang akan bicara ke dunia," terang Hariyadi.

Untuk itu, BKPM harus mendengarkan keluhan-keluahan yang disampaikan oleh investor. Tak hanya menampung keluhannya, berbagai kendala juga harus diselesaikan.

Hariyadi berpendapat, Indonesia harus mengetahui seperti apa investasi yang ingin masuk ke Indonesia. Dengan begitu, aturan-aturan yang dianggap tidak sesuai dengan investasi yang akan masuk harus kembali dikaji. Menurutnya, ada beberapa regulasi di Indonesia yang masih kontra produktif dengan investasi.

Padahal, menurut Hariyadi Indonesia merupakan negara yang menarik untuk dijadikan tempat berinvestasi. Apalagi, melihat jumlah populasi di Indonesia yang besar. "Sekarang yang menjadi problem itu seberapa serius kita memberikan kepastian investasi yang bagus ke mereka," tambah Hariyadi.

Perang dagang antara China dan Amerika Serikat diyakini akan menyebabkan larinya investor dari China. Hariyadi berpendapat, keluarnya investor dari China akan berpengaruh terhadap masuknya investor asing ke Indonesia. Namun, Hariyadi belum bisa memproyeksi apakah masuknya investasi dari China tersebut akan berdampak signifikan terhadap PMA ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×