kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi Digital Indonesia Diperkirakan Mencapai US$ 77 Miliar di Tahun 2022


Selasa, 08 November 2022 / 14:34 WIB
Ekonomi Digital Indonesia Diperkirakan Mencapai US$ 77 Miliar di Tahun 2022
ILUSTRASI. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) senilai US$ 77 miliar pada tahun 2022.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) senilai US$ 77 miliar pada tahun 2022, setelah tumbuh sebesar 22% selama setahun terakhir.

Hingga tahun 2025, ekonomi digital diproyeksikan mencapai US$130 miliar, tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 19%, dan hingga tahun 2030 diperkirakan akan tumbuh lebih dari tiga kali lipat di kisaran US$ 220 sampai US$ 360 miliar.

Demikian laporan e-Conomy SEA yang menggabungkan data dari Google Trends, data dari Temasek dan analisis dari Bain & Company. Selain juga memadukan informasi dari berbagai sumber di
industri dan wawancara dengan para ahli, menyoroti ekonomi digital enam negara di Asia Tenggara: Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina.

Di Indonesia, sektor e-commerce terus mendorong ekonomi digital dan nilainya diperkirakan akan mencapai US$ 59 miliar pada tahun 2022. Meskipun aktivitas belanja offline kini mulai kembali bergairah, sektor e-commerce menyumbang 77% dari keseluruhan ekonomi digital.

Baca Juga: Kuartal III 2022, Buka Lapak (BUKA) Bukukan Laba Rp 3,62 Triliun

Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia menuturkan, Indonesia memiliki sektor e-commerce dengan pertumbuhan tercepat kedua setelah Vietnam. Namun, selain GMV ada banyak dimensi pertumbuhan yang kini juga harus difokuskan.

"Untuk mendorong pertumbuhan jangka pendek, bisnis kini lebih berfokus mencapai profitabilitas dengan memangkas biaya dan mengoptimalkan operasi," ujarnya dalam pemaparan yang berlangsung virtual, Selasa (8/11).

Ia melanjutkan, hingga tahun 2025, sektor e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 17% dan nilai GMV mencapai US$ 95 miliar.

Randy menyatakan, setelah bertahun-tahun mengalami akselerasi, pertumbuhan penggunaan teknologi digital kini berangsur normal, dengan kalangan mampu dan kaum muda yang melek teknologi di perkotaan menjadi pengguna terbesar layanan digital.

Mayoritas pemain digital mengalihkan prioritasnya dari akuisisi pelanggan baru ke menciptakan engagement yang lebih dalam dengan pelanggan yang sudah ada.

Lebih lanjut, e-commerce, transportasi, dan pesan-antar makanan adalah tiga layanan digital teratas di Indonesia dengan tingkat penggunaan yang hampir merata di kalangan pengguna digital perkotaan.

Baca Juga: Dinilai Punya Competitive Advantage, Begini Prospek IPO Blibli (BELI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×