Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bahana Securities lebih optimistis memandang ekonomi tahun ini. Bahana melihat pemulihan kinerja ekspor akan berlanjut sepanjang tahun 2017 seiring kenaikan rata-rata harga komoditas dibandingkan tahun 2016. Selain itu, konsumsi rumah tangga diperkirakan juga akan membaik.
Bahana memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sekitar 5,3% sepanjang 2017. Angka perkiraan itu lebih tinggi dari target pemerintah dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yang sebesar 5,1%.
''Untuk bisa mendorong perekonomian tahun ini, pemerintah perlu lebih menggenjot belanja karena sebenarnya pemerintah punya dana dari hasil amnesti pajak serta dari surat hutang yang diterbitkan sepanjang tahun ini," kata Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian.
Hanya saja, menurutnya, untuk mendorong ekspor ke depan, pemerintah perlu memberikan insentif untuk sektor manufaktur, khususnya industri UKM yang berorientasi ekspor. Kekhawatiran atas kebijakan perlindungan dagang yang mungkin ditetapkan Presiden AS Donald Trump diperkirakan tidak akan signifikan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.
Sementara kontribusi investasi terhadap pertumbuhan Indonesia pada 2017 diperkirakan belum akan naik karena masih ada oversupply di beberapa industri, termasuk semen dan otomotif. Investasi asing di berbagai sektor masih wait and see atas penyelenggaraan Pilkada yang berlangsung 15 Februari mendatang.
Sementara itu, konsumsi rumah tangga diperkirakan membaik, terlihat pada indeks konsumen terhadap pembelian barang-barang mahal seperti properti, mobil dan motor sudah kembali ke level optimis dari periode tahun lalu yang selalu pesimistis.
Namun, Bank Mandiri lebih konsenvatif melihat ekonomi tahun 2017. Dalam risetnya, Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2017 hanya akan ada di angka target pemerintah, yaitu 5,1%. Sebelumnya, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5%-5,4%. Sementara Bappenas memprediksikan pertumbuhan 2017 sebesar 5,3%. "Kami kira pelemahan ekonomi Indonesia sudah sampai batas bawah, sehingga lebih positif di 2017," kata Kepala ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan.
Pandangan konservatif di tahun 2017 tersebut didasarkan perkiraan konsumsi yang masih belum akan tumbuh tinggi. Hal ini seiring dengan masih rendahnya pendapatan riil masyarakat. Sementara belanja pemerintah akan terhambat karena tingginya target penerimaan pajak di 2017.
Ekonomi 2017 diperkirakan disokong investasi swasta sebagai dampak pelonggaran kebijakan moneter BI . Investasi juga akan lebih tinggi didorong oleh realisasi sejumlah paket kebijakan ekonomi pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News