Reporter: Martyasari Rizky | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank UOB Indonesia memprediksikan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China tidak akan berefek signifikan bagi ekspor Indonesia (RI).
Saat ini perekonomian dan perdagangan global masih hangat dengan ancaman perang dagang antara Amerika dengan China.
Enrico Tanuwidjaja, Ekonom UOB Indonesia mengatakan, hal itu tidak bisa dipungkiri karena memang semua berasal dari AS.
"Secara volume perdagangan dunia memang volumenya sedang menurun, karena negara-negara lebih banyak mengupayakan protesksionisnya," ujar Enrico di konferensi pers, pada Rabu (3/10).
Ekspor Indonesia untuk beberapa komoditas unggulan masih diperlukan oleh AS, seperti halnya ekspor tekstil, sepatu, dan sebagainya. Sehingga dampak yang akan dirasakan oleh Indonesia akan lebih manageable, tidak terlalu signifikan.
"Tetapi kalau memang Amerika menghapus perlakuan khusus, hal itu baru akan lebih terasa signifikan," ujarnya.
Sekadar tahu, UOB Indonesia memproyeksikan untuk pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2019 kemungkinan berada di sekitar 36% sampai 37%, dan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan berada di angka 5,2% sampai 5,4%.
Serta untuk sektor eksternal Indonesia, proporsi untuk ekspor sebesar 20% sampai 30% dari Gross Domestic Product (GDP). Sehingga menurut Enrico, hal tersebut kurang lebih dampaknya masih dapat ditangani oleh pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News