Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) diperkirakan netral dengan suku bunga acuan diperkirakan akan dipertahankan tetap di level 4,25%. Beberapa ekonom memprediksi, bulan ini BI akan menahan suku bunga acuannya setelah melakukan pemangkasan di Agustus dan September.
Namun demikian, Peneliti LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Febrio N. Kacaribu menyebut, inflasi Oktober yang lebih rendah dari ekspektasi dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III tampaknya bukan skenario yang ideal bagi BI untuk menahan tingkat suku bunga kebijakannya kali ini.
Sekadar mengingatkan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,06% pada kuartal III-2017, setelah tumbuh 5,01% pada kuartal II dan I.
Adapun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,2%
Febrio melanjutkan, seiring langkah bank sentral di negara maju seperti the AS, Uni Eropa, dan Jepang mulai melakukan normalisasi kebijakan moneter dan mengurangi neraca, Febrio melihat, tekanan jual di pasar aset di negara berkembang masih besar, termasuk di Indonesia.
Dia menilai, tekanan terhadap rupiah ini masih dapat dikelola oleh BI dengan baik, khususnya karena BI memiliki cukup cadangan devisa.
“Kami mengharapkan Bank Indonesia untuk memprioritaskan mempertahankan nilai tukar rupiah,” kepada KONTAN, Kamis (16/11).
Di sisi lain, pasar global tampaknya sudah sedikit banyak memasukkan skenario tersebut di atas dalam keputusan realokasi aset saat ini. Kebutuhan BI untuk menjaga rupiah dalam beberapa bulan ke depan pun dinilai masih akan bertentangan dengan kebutuhannya dalam mendorong perekonomian riil domestik.
“Kami memandang BI akan perlu menurunkan lagi tingkat suku bunga kebijakannya jika pertumbuhan PDB kuartal IV masih tetap rendah,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News