kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonom Samuel Aset Manajemen: Capital inflow selalu naik di tahun pemilu


Minggu, 14 April 2019 / 17:11 WIB
Ekonom Samuel Aset Manajemen: Capital inflow selalu naik di tahun pemilu


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia mencatat sejak awal tahun hingga pertengahan April, capital inflow atau aliran dana asing yang masuk ke pasar domestik hampir mencapai Rp 91 triliun. Aliran dana tersebut masuk melalui surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 75 triliun dan melalui pasar saham sebesar Rp 15,9 triliun.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, masuknya aliran dana asing tersebut salah satu faktornya disebabkan oleh membaiknya perekonomian Indonesia, mulai dari inflasi yang menurun, dan nilai tukar yang membaik. Meski ada faktor tersebut, Lana mengatakan capital inflow selalu menunjukkan kenaikan di tahun pemilu.

"Kalau kita lihat historis, tahun pemilu dari 1999, 2004, 2009, sampai 2014, capital inflow selalu naik di tahun pemilu. Alasannya saya tidak tahu pasti, tetapi mungkin mereka memandang positif pemilu ini, apalagi di Indonesia partisipasi pemilihnya cukup tinggi," jelas Lana kepada Kontan.co.id, Jumat (12/4).

Setelah kenaikan di tahun pemilu, Lana melanjutkan, capital inflow di tahun berikutnya belum bisa dipastikan. "Tahun berikutnya bisa naik dan turun. Di 2015 itu turun. itu sempat karena ada kenaikan harga BBM. Tetapi di tahun 2009 dan 2010 itu naik. jadi tidak jelas polanya setelah setiap pemilu," terang Lana.

Lana menilai masuknya dana asing ke pasar keuangan Indonesia berdampak positif. Salah satunya adalah nilai tukar rupiah yang lebih stabil lantaran ditopang oleh dana yang masuk.

Meski begitu, Lana ‎bilang ada kalanya rupiah mengalami tekanan, khususnya pada Mei dan Juni. Menurutnya, saat itu permintaan dollar cukup tinggi karena banyak perusahaan yang harus membayar utang, dividen dan profit.

"Bila yang memiliki SBN di luar negeri, maka mereka akan membawa keuntungan tersebut ke luar negeri. Secara siklus ada permintaan. Tetapi melemahnya tidak terlalu tajam, ditambah kondisi global yang cukup terukur, perang dagang terukur. Mudah-mudahan tidak ada kejadian shock," terang Lana.

Lana memperkirakan, saat terjadi tekanan atau saat tertentu tadi, maka nilai tukar rupiah akan berada di Rp 14.600-Rp 14.800 per dollar AS. Bila tidak ada hal-hal lain yang membuat dollar AS menguat, maka nilai tukar rupiah hingga akhir tahun akan berkisar Rp 14.400 hingga Rp 14.600 per dollar AS.

"Mudah-mudahan inflow yang tadi cukup kuat, sehingga rupiah bisa lebih kuat menjadi Rp 14.200 - Rp 14.400. Tetapi saya kira tidak akan menembus Rp 15.000. Rupiah bergerak stabil. terbantu di tahun politik," tutur Lana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×