Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, sejak awal tahun hingga pertengahan April 2019 capital inflow atau aliran dana asing yang masuk ke pasar domestik hampir mencapai Rp 91 triliun. Aliran dana tersebut masuk melalui surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 75 triliun dan melalui pasar saham sebesar Rp 15,9 triliun.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Pieter Abdullah mengatakan, aliran dana asing yang masuk ke Indonesia tersebut terbilang besar, mengingat perekonomian global yang melambat dan memicu kebijakan bank sentral yang dovish.
Pieter memperkirakan, capital inflow ini akan berlanjut sepanjang 2019. Menurutnya, hal tersebut akan berdampak terhadap rupiah, dimana tekanannya akan semakin berkurang.
"Rupiah bisa diperkirakan akan cenderung stabil menguat. Rupiah akan berada di kisaran Rp 14.100 sampai Rp 14.300, bahkan bisa lebih menguat kembali ke level di bawah Rp 14.000 apabila pemilu berjalan damai," ujar Pieter kepada Kontan.co.id, Jumat (12/4).
Meski begitu, Pieter pun mengatakan, aliran dana yang masuk setiap bulan bila mengalami kenaikan maupun penurunan. "Yang penting tidak terjadi pembalikan seperti di tahun 2018," ujar Pieter.
Sebelumnya, BI mengatakan, aliran dana yang masuk menunjukkan persepsi investor yang baik atas perekonomian Indonesia. Ini pun mengingat inflasi yang diperkirakan terjaga, defisit transaksi berjalan yang membaik serta nilai tukar yang lebih baik dari tahun lalu.
Pieter pun menjelaskan, penyebab capital inflow bisa disebabkan dua faktor, pertama adalah faktor pendorong atau faktor push dimana kondisi global dovish, sementara faktor lainnya adalah kondisi domestik Indonesia menarik dengan return yang tinggi, sehingga persepsi investor terhadap Indonesia positif.
Pieter pun menilai, aliran modal asing yang masuk akan meningkatkan ketersediaan valuta asing di pasar valas dalam negeri, tetapi ini tak berarti otomatis meningkatkan cadangan devisa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News