Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan kembali mengumumkan posisi cadangan devisa Indonesia untuk periode April 2019, besok, Rabu (8/9).
Ekonom Asia Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi memproyeksi cadangan devisa masih akan terus melanjutkan kenaikan sepanjang April.
"Proyeksinya cadev bulan April di posisi US$ 125 miliar. Naik karena secara keseluruhan masih ada inflow ke pasar finansial," ujar Eric kepada Kontan.co.id, Selasa (7/5).
Selain arus masuk modal (capital inflow) di pasar keuangan, lanjut Eric, kenaikan cadev juga didorong oleh penerimaan devisa hasil ekspor, serta operasi moneter Bank Indonesia melalui transaksi jual-beli atau beli-jual valuta asing (FX Swap) yang masuk dalam perhitungan cadev.
Senada, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail memperkirakan posisi cadev Indonesia bulan April mengalami kenaikan US$ 500 juta menjadi US$ 125 miliar.
"Faktornya arus masuk modal asing di pasar SBN maupun saham, juga impor yang masih tertekan," pungkasnya, Selasa (7/5).
Di sisi lain, sejak pekan terakhir April lalu nilai tukar rupiah cenderung melemah mendekati level Rp 14.300 per dollar Amerika Serikat (AS). Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, kurs rupiah tengah Bank Indonesia tercatat melemah 1,07%.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah pun mengakui, bank sentral melakukan intervensi untuk mengantisipasi pelemahan nilai tukar.
Di antaranya dengan melakukan pembelian surat berharga negara (SBN) serta menggelar lelang DNDF setiap hari.
Namun, Eric tak melihat faktor pelemahan rupiah beberapa waktu terakhir berpengaruh pada posisi cadev April.
"Intervensi valas BI saya pikir relatif tidak terlalu banyak di April. Penggunaan cadev untuk bayar utang dan intervensi valas oleh BI saya perkirakan tidak sebesar cadev yang masuk," ujarnya.
Senada, Mikail juga memandang pelemahan rupiah tak berdampak besar pada kondisi cadev Indonesia di bulan April. Namun, ia memperingatkan potensi berlanjutnya pelemahan rupiah hingga akhir kuartal II-2019 di tengah berbagai sentimen yang menekan.
"Rupiah sepertinya masih akan cenderung melemah hingga Juni di tengah isu perang dagang AS dan China yang kembali memanas, serta kondisi kebutuhan valas yang tinggi di dalam negeri periode saat ini," tutur Mikail.
Adapun, posisi cadev Indonesia terus meningkat sejak Januari hingga Maret lalu. Pada Januari dan Februari 2019, cadev Indonesia tercatat masing-masing sebesar US$ 120,1 miliar dan US$ 123,3 miliar. Per akhir Maret 2019, BI melaporkan posisi cadev Indonesia naik menjadi sebesar US$ 124,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News