kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Potensi defisit transaksi berjalan tinggi


Kamis, 13 November 2014 / 18:35 WIB
Ekonom: Potensi defisit transaksi berjalan tinggi
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja membersihkan gedung Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jakarta, Senin (24/10/2022). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Kondisi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia mengalami perbaikan. Bank Indonesia (BI) menghitung defisit transaksi berjalan Indonesia pada triwulan III 2014 sebesar US$ 6,84 miliar atau 3,07% dari PDB. 

Nilai defisit ini turun US$ 1,85 miliar dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai US$ 8,69 miliar atau 4,07% dari PDB. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai secara periode defisit pada triwulan III akan lebih rendah dibanding triwulan II.

Sebab pada triwulan II secara musiman terdapat repatriasi dividen yang menyebabkan defisit melonjak. Ke depan, David menilai defisit transaksi berjalan masih menjadi risiko. Hal itu disebabkan karena impor minyak masih tinggi.

Menurut David, dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang rencananya akan dilakukan pemerintah tidak akan berdampak signifikan menurunkan impor. Sebab konsumsi BBM masyarakat tinggi. 

Yang bisa dilakukan untuk mendorong defisit turun secara signifikan adalah apabila ada perbaikan pada ekspor. Pemerintah juga perlu membangun transportasi publik untuk menurunkan konsumsi BBM. Pada akhir tahun ini, defisit diperkirakan kurang lebih 3% dari PDB.

Tahun depan ada potensi defisit bisa di bawah 3%. "Kalau pemerintah tingkatkan iklim bisnis dan dorong ekspor yang nilai tambahnya besar," ucap David ketika dihubungi KONTAN, Kamis (13/11). 

Di sisi lain, Ekonom Standard Chartered Eric Sugandi berpendapat defisit transaksi berjalan yang lebih rendah pada triwulan III ini sesuai dengan kebijakan moneter ketat yang dilakukan BI sejak tahun lalu.

Imbasnya adalah impor non migas yang menurun. Di sisi lain, dengan rupiah yang melemah menyebabkan ekspor Indonesia lebih kompetitif untuk bersaing. Hingga akhir tahun dirinya memperkirakan defisit transaksi berjalan akan berada pada level 2,9% dari PDB. 

Adapun data resmi mengenai defisit transaksi berjalan dan neraca pembayaran Indonesia (NPI) triwulan III 2014 secara keseluruhan akan dirilis oleh BI pada Jumat (14/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×