Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah dan turunnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih menghadapi tekanan. Kondisi ini mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat dan menurunnya kepercayaan pasar terhadap arah kebijakan ekonomi nasional.
Ekonom Bright Institute, Yanuar Rizky, menilai bahwa inti persoalan ekonomi saat ini terletak pada lemahnya trust atau kepercayaan terhadap tata kelola pemerintahan dan efektivitas kebijakan ekonomi.
“Dalam investasi: no trust, no deal. Jadi, sinyal untuk meningkatkan kepercayaan kepada pemerintahan yang bertata kelola baik, bersih dari kolusi, korupsi, dan nepotisme menjadi hal yang utama,” kata Yanuar kepada Kontan, Rabu (8/10/2025).
Menurutnya, selama kebijakan ekspansi ekonomi dijalankan tanpa diiringi pembenahan kelembagaan, dan masih terdapat potensi konflik kepentingan di kalangan pejabat publik, maka kepercayaan sulit dibangun.
“Sepanjang kebijakan ekspansi ditempuh tanpa pembenahan kelembagaan, dan unsur konflik kepentingan pejabatnya terasa, maka trust sulit didapat,” ujarnya.
Yanuar menilai strategi terbaik bagi pemerintah saat ini adalah melakukan konsolidasi kebijakan dan fokus menyelesaikan tekanan fiskal sebelum melanjutkan agenda ekspansi ekonomi.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,5% di Kuartal IV 2025
“Strategi terbaik, ya konsolidasi dan fokus menyelesaikan tekanan fiskal, membenahi kelembagaan, setelah itu baru memulai kebijakan ekspansi,” jelasnya.
Yanuar menekankan bahwa tanpa perbaikan kepercayaan dan tata kelola kebijakan, setiap langkah ekspansi hanya akan memberikan dampak jangka pendek.
Baginya, kepercayaan adalah modal utama dalam ekonomi. Jika tidak dibangun dengan reformasi kelembagaan yang kuat, maka kebijakan apa pun akan kehilangan efektivitasnya.
Pelemahan rupiah terus berlanjut di tengah meningkatnya kekuatan dolar AS. Pada perdagangan Rabu (8/10), kurs rupiah di pasar spot melemah Rp 12 atau 0,07% menjadi Rp 16.573 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, kurs rupiah Jisdor turun Rp 46 atau 0,28% menjadi Rp 16.606 per dolar AS.
Baca Juga: Lembaga Asing Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di Bawah 5%, Purbaya Yakin Tembus 5,5%
Dari dalam negeri, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2025 tercatat sebesar 115, turun dari posisi Agustus yang mencapai 117,2. Angka tersebut merupakan level terendah sejak April 2022.
Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa meski IKK menurun, keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi masih tergolong optimistis karena nilai indeks masih berada di atas 100. Namun, dua komponen pembentuknya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), juga sama-sama turun. IKE turun dari 105,1 menjadi 102,7, sementara IEK bertahan di level 127,2.
Dari sisi eksternal, indeks dolar AS tercatat menguat 0,31% menjadi 98,88 pada sore hari ini, dan sempat menyentuh level tertinggi sejak awal Agustus 2025.
Baca Juga: Data Ekonomi Tak Baik, PDB Indonesia Sulit Tumbuh di Atas 5%
Selanjutnya: 22 Pabrik di Kawasan Industri Cikande Terkontaminasi Radioaktif Caesium 137
Menarik Dibaca: 6 Efek Negatif Seks Setiap Hari bagi Wanita, Awas Vagina Robek!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News