Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun ini bisa berada di atas 5%. Hal ini didorong oleh sejumlah kebicaran, terutama penempatan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun ke bank Himbara.
Bahkan ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal akhir tahun ini bisa mencapai 5,5%. Menurutnya pertumbuhan ekonomi ini akan berdampak di berbagai sektor, mulai dari properti, saham hingga makanan.
"Yang jelas belanja masyarakat akan naik kencang. Dan nanti properti akan tumbuh bagus. Nanti sahamnya naik. Karena bank kan lagi bingung nyalurin uang ke mana. Bukan bingung, lagi nyari-nyari," ujar Purbaya di Istana, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Baca Juga: Bank Dunia: Tarif Tinggi AS Akan Tekan Pertumbuhan Ekonomi Asia Selatan pada 2026
Namun, pandangan pemerintah ini berbeda dengan proyeksi yang dirilis sejumlah lembaga internasional terkemuka yang justru menempatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 di bawah 5%.
Terbaru, Bank Dunia alias (World Bank) merevisi naik pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 menjadi sebesar 4,8% dari sebelumnya hanya 4,7%.
Hal ini tertuang dalam laporan terbaru Bank Dunia bertajuk "East Asia and The Pacific Economic Update October 2025" yang diunggah pada 7 Oktober 2025.
Sementara dalam laporan bertajuk OECD Economic Outlook-Interim Report September 2025, OECD memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,9% pada tahun 2025.
Proyeksi ini naik 0,2 poin persentase jika dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang dirilis pada Juni 2025.
Baca Juga: Bank Dunia Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,8%
Pertumbuhan ini akan ditopang oleh pelonggaran kebijakan moneter, investasi publik yang kuat, serta daya tahan konsumsi domestik.
Tidak hanya itu, Asian Development Bank (ADB) justru memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5% menjadi 4,9% pada tahun ini.
Laporan ADB menyebut, penurunan ini karena permintaan global yang lebih lemah, meskipun permintaan domestik akan tetap kuat.
ADB memperkirakan, permintaan domestik yang didukung stimulus fiskal dan pelonggaran moneter akan terus menopang pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya: Purbaya Guyur Likuiditas Murah Lewat SAL ke Bank Jatim dan Bank DKI
Menarik Dibaca: 7 Alasan Jamu Kunyit Asam Bagus untuk Wanita, Bantu Cegah Osteoporosis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News