kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Pelemahan Mata Uang Garuda Bisa Pengaruhi APBN 2023


Rabu, 12 Oktober 2022 / 19:10 WIB
Ekonom: Pelemahan Mata Uang Garuda Bisa Pengaruhi APBN 2023
ILUSTRASI. Pelemahan nilai tukar rupiah akan mempengaruhi APBN 2023, baik dari sisi penerimaan dan belanja negara.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA  Nilai tukar rupiah terus melemah. Pada Rabu (12/10) rupiah spot ditutup pada level Rp 15.357 per dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan rupiah diprediksi masih akan berlanjut dan berpotensi menyentuh level Rp 16.000 per dolar AS di tahun depan.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah akan mempengaruhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023, baik dari sisi penerimaan dan belanja negara.

Dari sisi penerimaan, Josua bilang, jika rupiah melemah Rp 100 dari asumsi makro yang ditetapkan pemerintah, maka akan mendorong peningkatan penerimaan pajak sebesar Rp 4 triliun dan juga mendorong kenaikan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 1,4 triliun.

Baca Juga: Rupiah Makin Melemah, Ini Dampaknya ke Industri Manufaktur

Ia menyebut, pelemahan rupiah akan berpotensi mempengaruhi penerimaan yang terkait dengan aktivitas perdagangan Internasional seperti pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 impor, pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan barang mewah (PPnBM) impor, bea masuk dan juga bea keluar.

"Pelemahan nilai tukar rupiah juga akan berdampak pada penerimaan PPh migas dan PNBP SDA migas," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (12/10).

Sementara dari sisi belanja, Josua mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah juga akan berdampak kepada penerimaan PPh minyak dan gas (migas) dan PNBP sumber daya alam (SDA) migas. Adapun setiap pelemahan nilai tukar sebesar Rp 100 maka akan mendorong belanja pemerintah pusat sebesar Rp 7,4 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 1,1 triliun.

Tidak hanya itu, pelemahan nilai tukar rupiah juga akan mendorong peningkatan pembayaran bunga utang, subsidi energi, serta Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi (DBH migas) akibat perubahan PNBB SDA migas.

"Jadi secara keseluruhan, setiap pelemahan nilai tukar sebesar Rp 100  maka akan mendorong defisit APBN sebesar Rp 3,1 triliun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×