Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan barang Indonesia pada April 2023 berpotensi kembali mencetak surplus.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menghitung, surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada bulan laporan bisa mencapai US$ 3,34 miliar. Ini meningkat dibandingkan surplus neraca perdagangan Maret 2023 yang sebesar US$ 2,91 miliar.
Namun, meski surplus perdagangan meningkat, Josua memperkirakan baik ekspor maupun impor akan mengalami penurunan secara bulanan maupun tahunan.
"Ini sejalan dengan jumlah hari perdagangan yang lebih pendek di bulan April 2023 karena libur Idul Fitri dan cuti bersama," tutur Josua kepada Kontan.co.id, Senin (15/5).
Baca Juga: Sensus Pertanian Dimulai 1 Juni, BPS: Langkah Awal Satu data Bidang Pertanian
Josua pun memerinci nilai ekspor pada bulan April 2023 diperkirakan turun 8,9% secara bulanan alias month on month (MoM) atau turun 21,6% secara tahunan (year on year/YoY).
Selain karena jumlah hari perdagangan yang lebih pendek, ia juga melihat adanya penurunan aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia.
"Seperti Uni Eropa dan China, maka volume ekspor diperkirakan cenderung menurun," tambah Josua.
Kabar baiknya, Josua juga melihat sebagian besar harga komoditas ekspor utama Indonesia seperti batubara naik 7% MoM dan crude palm oil (CPO) naik 2,3% MoM.
Ini cukup menjangkar penurunan nilai ekspor. Pasalnya, keduanya merupakan komoditas unggulan perdagangan Indonesia.
Baca Juga: Ekspor Impor Turun, Neraca Perdagangan April 2023 Diperkirakan Masih akan Surplus
Sedangkan nilai impor diperkirakan turun 12,2% MoM dan secara tahunan turun 8,5% YoY. Sebenarnya, bila menilik kinerja industri pengolahan Indonesia yang ekspansi, harusnya kinerja impor turut terdongkrak.
Namun, mengingat jumlah hari yang lebih pendek sepanjang bulan April 2023 yang lalu, maka peningkatan impor akan terefleksi di Mei 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News