kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonom: Mempertahankan BI rate langkah paling aman


Rabu, 10 September 2014 / 18:54 WIB
Ekonom: Mempertahankan BI rate langkah paling aman
ILUSTRASI. Kunyit madu bermanfaat menurunkan kolesterol.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) hari ini, kembali menggelar rapat dewan gubernur (RDG). Namun demikian, sejumlah ekonom memperkirakan hasilnya BI akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya, alias BI rate sebesar 7,5%. Sebab, saat ini tidak ada tekanan yang membuat BI rate harus direvisi.

Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prtasetyantoko mengatakan jika dari sisi inflasi hingga bulan Agustus 2014 masih rendah. Berdasarkan data BPS, sepanjang Januari-Agustus 2014 laju inflasi tercatat hanya 3,42%. Dengan laju inflasi rendah, maka tidak ada alasan bagi BI untuk menaikkan BI rate.

Meski laju inflasi ada di level yang sangat rendah, ekonom juga berharap BI rate tidak diturunkan.

Ekonom Bank Danamon Juniman berpendapat, defisit neraca transaksi berjalan masih cukup tinggi. Pada kuartal II 2014, neraca transaksi berjalan tercatat masih defisit US$ 9,1 miliar, atau sekitar 4,27% terhadap nilai produk domestik bruto (PDB).

"Jika BI rate diturunkan, maka tekanan defisit neraca transaksi berjalan bakal semakin besar," kata Juniman, Rabu (10/9).

BI bisa saja menaikkan suku bunga agar defisit neraca transaksi berjalan semakin rendah. Namun menurut ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih jika BI rate naik, maka pertumbuhan ekonomi bakal semakin lambat.

Bahkan, tanpa menaikkan BI rate sejak bulan November 2013 pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung melambat.

Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dodi Arifianto mengatakan jika BI rate harus dipertahankan karena jika dinaikkan pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat.

Dodi menyebut kondisi yang tengah dihadapi BI ini seperti status quo. Karena baik menaikkan atau menurunkan BI rate, memiliki risiko yang sangat besar. Oleh karenanya, mempertahankan BI rate merupakan langkah yang aman.

Terlebih, Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal reserve (Fed) belum secara resmi apakah menaikkan tingkat suku bunga acuannya atau tidak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×