kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Memperkirakan Inflasi Akan Kembali ke Target BI Pada Awal 2022


Selasa, 01 Februari 2022 / 06:00 WIB
Ekonom Memperkirakan Inflasi Akan Kembali ke Target BI Pada Awal 2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada awal tahun 2022 diperkirakan sudah kembali ke kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, tingkat inflasi pada bulan Januari 2022 sebesar 2,17% yoy, atau menguat dari inflasi pada bulan Desember 2021 yang tercatat 1,87% yoy. 

“Bahkan ini meningkat bila dibandingkan dengan inflasi pada bulan Januari 2021 yang pada waktu itu tercatat 1,55% yoy,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (31/1). 

Sementara itu, tingkat inflasi bulanan pada bulan Januari 2022 diperkirakan sebesar 0,55% mom, atau turun tipis dari capain inflasi bulanan pada bulan Desember 2021 yang sebesar 0,57% mom. 

Tingkat inflasi bulanan ini didorong oleh peningkatan harga kelompok makanan dan peningkatan angka inflasi inti yang diperkirakan sebesar 1,78% yoy atau lebih tinggi dari 1,56% yoy pada bulan sebelumnya. 

Baca Juga: Inflasi Januari 2022 Diproyeksi 0,59%, Ini Kata Ekonom CORE

“Ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan permintaan yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat,” tambah Faisal. 

Kelompok makanan diperkirakan masih mendominasi sumbangan pada tingkat inflasi umum. Kelompok ini nampaknya akan memberikan kontribusi hingga 0,35% poin. 

Komoditas penyumbang inflasi dari kelompok makanan adalah daging ayam ras, telur ayam, serta minyak goreng. Namun, dalam hal ini keputusan pemerintah untuk memberi subsidi pada minyak goreng mampu menekan peningkatan harga dalam derajat tertentu. 

Ke depan, Faisal memperkirakan tingkat inflasi akan meningkat, baik dari sisi permintaan (demand-pull inflation) maupun persediaan (cost-push inflation). 

Dari sisi permintaan, ia memperkirakan inflasi terjadi seiring dengan meningkatnya perputaran uang, meskipun ada peningkatan kasus harian Covid-19 yaitu varian Omicron. Namun, Faisal yakin dampaknya hanya sementara. 

Sedangkan dari sisi suplai, Faisal yakin akan ada peningkatan karena saat ini Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) maupun Indeks Harga Produsen sudah melampaui IHK. 

Faktor lain yang berpotensi menyundut inflasi pada tahun ini adalah peningkatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11%, normalisasi insentif pajak dari pemerintah, serta peningkatan harga transportasi dan cukai tembakau. 

“Dengan demikian, kami memperkirakan tingkat inflasi pada tahun 2022 ada di kisaran 3,30% yoy, atau meningkat dari inflasi pada tahun 2021 yang sebesar 1,87% yoy,” tandas Faisal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×