kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonom Maybank sebut penurunan harga BBM dan tarif listrik sudah tepat


Minggu, 17 Februari 2019 / 22:35 WIB
Ekonom Maybank sebut penurunan harga BBM dan tarif listrik sudah tepat


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu yang lalu, pemerintah melalui Pertamina menurunkan beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku mulai 10 Februari. Baru-baru ini, pemerintah juga memutuskan untuk memberikan diskon tarif listrik sebesar Rp 52 per kilowatt hour (kWh), bagi pelanggan R-I 900 VA.

Menyikapi keputusan pemerintah, Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menyebut keputusan ini sebagai langkah yang tepat. Menurutnya, langkah ini dapat membuat perekonomian Indonesia dapat tumbuh stabil mengingat perlambatan ekspor yang dialami Indonesia.

“Negara ini tidak dapat berharap banyak terhadap aktivitas perdagangan internasional, apalagi ekonomi negara partner dagang seperti China tengah melambat di tengah kondisi trade war. Jadi, mau tidak mau, kebijakan berorientasi domestik sangat diperlukan untuk mendorong ekonomi kita tetap tumbuh stabil,” ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Minggu (17/2).

Myrdal menambahkan, adanya penurunan harga dari komoditas publik diharapkan dapat membuat tingkat konsumsi lebih baik dan membuat daya beli masyarakat terjaga sehingga perekonimian lebih stabil.

Penurunan harga BBM dan tarif listrik ini disebabkan adanya penurunan harga minyak dunia serta penguatan rupiah terhadap dollar. Myrdal menyebut, untuk mendorong konsumsi domestik, momentum tersebut memang harus dimanfaatkan. 

Namun, dia pun menyarankan pemerintah harus menaikkan tarif kembali bila harga minyak dunia kembali meningkat dan nilai tukar rupiah terhadap dolar kembali melemah.

“Kalau harga minyak dan dollar melonjak tajam lagi, maka penyesuaian kebijakan harga harus dilakukan agar posisi fiskal juga tetap terjaga,” tandas Myrdal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×