kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom Maybank sebut penurunan harga BBM dan tarif listrik sudah tepat


Minggu, 17 Februari 2019 / 22:35 WIB
Ekonom Maybank sebut penurunan harga BBM dan tarif listrik sudah tepat


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu yang lalu, pemerintah melalui Pertamina menurunkan beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku mulai 10 Februari. Baru-baru ini, pemerintah juga memutuskan untuk memberikan diskon tarif listrik sebesar Rp 52 per kilowatt hour (kWh), bagi pelanggan R-I 900 VA.

Menyikapi keputusan pemerintah, Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menyebut keputusan ini sebagai langkah yang tepat. Menurutnya, langkah ini dapat membuat perekonomian Indonesia dapat tumbuh stabil mengingat perlambatan ekspor yang dialami Indonesia.

“Negara ini tidak dapat berharap banyak terhadap aktivitas perdagangan internasional, apalagi ekonomi negara partner dagang seperti China tengah melambat di tengah kondisi trade war. Jadi, mau tidak mau, kebijakan berorientasi domestik sangat diperlukan untuk mendorong ekonomi kita tetap tumbuh stabil,” ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Minggu (17/2).

Myrdal menambahkan, adanya penurunan harga dari komoditas publik diharapkan dapat membuat tingkat konsumsi lebih baik dan membuat daya beli masyarakat terjaga sehingga perekonimian lebih stabil.

Penurunan harga BBM dan tarif listrik ini disebabkan adanya penurunan harga minyak dunia serta penguatan rupiah terhadap dollar. Myrdal menyebut, untuk mendorong konsumsi domestik, momentum tersebut memang harus dimanfaatkan. 

Namun, dia pun menyarankan pemerintah harus menaikkan tarif kembali bila harga minyak dunia kembali meningkat dan nilai tukar rupiah terhadap dolar kembali melemah.

“Kalau harga minyak dan dollar melonjak tajam lagi, maka penyesuaian kebijakan harga harus dilakukan agar posisi fiskal juga tetap terjaga,” tandas Myrdal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×